KOTA BLITAR – Tangga berjalan atau travelator di Pasar Legi Blitar jarang beroperasi. Diduga, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Blitar memang sengaja tidak mengoperasikan setiap hari demi menghemat listrik.
Sebagaimana diketahui, travelator merupakan salah satu fasilitas yang baru dibangun pemerintah kota Blitar. Keberadaan tangga itu untuk memudahkan masyarakat untuk naik. Sekaligus menambah daya tarik pasar Legi agar lebih modern.
Penyuluh Pasar, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperdagin) Kota Blitar Yoga Cakra Sanjaya mengatakan, tangga eskalator Pasar Legi memang jarang dioperasikan, itu dilakukan karena penghematan listrik. “Beban listriknya lumayan besar jika harus dioperasikan setiap hari,” ungkapnya kepada Koran ini.
Sebisa mungkin eskalator dioperasikan sesuai keadaan di pasar. Khususnya ketika pasar dalam kondisi ramai pengunjung. Apabila harus dioperasikan setiap hari, maka akan membebani biaya listrik. “Kami berupaya agar pengeluaran anggaran untuk listrik bisa seefisien mungkin. Jika kami operasikan terus menerus dan pasar kondisi sepi kan juga kurang optimal,” ungkapnya.
Terpenting juga, jangan sampai eskalator tersebut tidak dioperasikan sama sekali. Dinas juga tidak ingin eskalator yang menyedot anggaran hingga miliaran rupiah itu rusak sia-sia. Karena itu, setiap Minggu travelator harus dioperasikan untuk menjaga performanya.
Dinas, jelas Yoga, juga telah berkoordinasi dengan petugas maupun pedagang pasar terkait pengoperasian travelator. Dinas mempersilahkan pedagang untuk mengoperasikan travelator apabila kondisi Pasar Legi ramai pengunjung. “Kami sudah beri tata caranya untuk mengoperasikan. Jika memang sepi, kami minta agar dimatikan,” ungkap pria ramah ini.
Pemkot sudah meresmikan bangunan lantai dua Pasar Legi pada akhir Maret lalu. Bangunan baru itu dilengkapi travelator. Pengunjung bisa dengan mudah naik ke lantai dua Pasar Legi. (sub/ady)