TULUNGAGUNG – Terjangkit hepatitis akut, seorang bocah berusia tujuh tahun asal Desa Plosokandang, Kecamatan Kedungwaru meninggal dunia. Proses pemakaman anak tersebut menggunakan protokol kesehatan (prokes) ketat mirip korban Covid-19.
Diketahui korban sebelumnya mengalami demam dan muntah-muntah selama empat hari. Setelah diperiksa di rumah sakit swasta, anak tersebut tak kunjung sembuh sehingga dirujuk ke RSUD dr Iskak. Jumat (6/5) petang, nyawa anak tersebut tak tertolong.
“Benar adanya temuan kasus hepatitis akut misterius itu,” terang Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Tulungagung Kasil Rokhmad, kemarin (8/5).
Menurut dia, korban sempat mendapat perawatan dan diketahui ciri klinisnya identik dengan penyakit hepatitis. Namun, hingga kini penyebab anak itu terkena penyakit tersebut dan bersumber dari mana masih belum diketahui.
Lanjut dia, berdasarkan hasil dari laboratorium tidak terdeteksi adanya infeksi virus hepatitis A, B, C, D maupun E pada anak tersebut. Diketahui anak tersebut terkonfirmasi positif virus hepatitis akut misterius.
Dia mengaku telah diberikan kriteria hepatitis akut sesuai dengan kriteria Kementerian Kesehatan dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Kriteria penyakit hepatitis akut misterius antara lain yakni adanya gejala penyakit kuning, berusia di bawah 10 tahun, dan tidak ada penyebab lainnya. Selain itu, adapun penyebab gejala lain yang muncul yaitu seperti demam, diare, urine berwarna lebih pekat, dan feses cenderung pucat. Setelah adanya temuan kasus hepatitis akut misterius di Tulungagung, Dinkes Tulungagung melakukan tracing pada area tempat tinggal korban dengan radius 100 meter dan memeriksa anak berusia 16 tahun ke bawah yang tinggal dalam radius tersebut. “Jika anak mengalami gejala ikterik atau kulit menguning segera bawa ke RSUD dr Iskak sebagai faskes rujukan utama di Tulungagung,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Plosokandang, Kecamatan Kedungwaru, Agus Waluyo mengatakan, setelah diketahui pasien telah meninggal dunia, kemudian pasien langsung ditempatkan di peti dan langsung dilakukan prosesi salat jenazah di rumah duka. Sedangkan prosesi pemakaman disamakan layaknya korban konfirmasi Covid-19.
Menurut dia, saat prosesi pemakaman, peti mati pasien anak konfirmasi hepatitis akut misterius tersebut tidak dibuka sama sekali. Setelah adanya kasus temuan hepatitis akut misterius tersebut, kini Dinkes Tulungagung akan melakukan tracing. “Peti tidak dibuka sama sekali dan pada saat menuju pemakaman menggunakan ambulans desa,” tandasnya. (mg2/c1/din)