ePaper Radar Tulungagung | Semakin Dekat dengan Pembaca
Monday, March 27, 2023
  • Home
  • ePaper
  • About Us
  • Contact
  • Career
No Result
View All Result
  • Home
  • ePaper
  • About Us
  • Contact
  • Career
No Result
View All Result
ePaper Radar Tulungagung | Semakin Dekat dengan Pembaca
No Result
View All Result
Home Berita Daerah Blitar

Idul Adha Tahun Ini Peternak Merugi, Ini Penyebabnya

by Radar Blitar Jawa Pos
in Blitar
0

KABUPATEN BLITAR – Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) nyatanya membuat peternak makin menjerit. Pasalnya, situasi ini berdampak besar pada harga ternak. Sejumlah peternak di Bumi Penataran mengaku harga sapi merosot sekitar 70-80 persen.

Hartono, salah seorang peternak Desa Sukosewu, Kecamatan Gandusari, mengatakan, ini kondisi yang ditakutkan para peternak. Sapi yang digadang-gadang bakal terjual dengan harga sesuai, justru melorot menjelang momen Idul Adha. Bukan hanya sapi sakit, sapi sehat pun harganya kian anjlok.

“Sapi yang sehat, sekarang tinggal setengah harga. Penginnya para peternak, sapi bisa mudah terjual dengan harga bagus pas Idul Adha, tapi malah begini,” kata Hartono, kemarin (5/7).

Dalam situasi PMK ini, Hartono menyebut harga sapi jantan yang awalnya berada di angka Rp 25 juta, kini hanya sekitar Rp 8 juta hingga Rp 10 juta per ekor. Bukan hanya itu. Sapi jenis lain seperti limosin yang harganya Rp 35 juta, kini turun menjadi Rp 13 juta hingga Rp 15 juta per ekor. Dia menilai kondisi ini cukup miris. Sebab, bukannya untung, malah rugi besar.

Dia menambahkan, penjualan ternak kini juga tak bergairah. Menjelang Idul Adha tahun ini, dia hanya bisa menjual sekitar tiga ekor sapi. Padahal, tahun lalu dia mampu mengirim puluhan ekor sapi untuk kurban. Dampak PMK, menurutnya sangat terasa.

“Harusnya penjualan (Idul Adha) tinggi. Ini malah turun jauh. Seperti terjun begitu saja, baik harga dan minat beli,” ujarnya.

Peternak lainnya, Warsito, menggambarkan kondisi serupa. Kini, harga sapi yang sakit hanya laku di angka Rp 1,5 juta hingga Rp 5 juta per ekor, dari harga normal yakni Rp 24 juta per ekor. Menurut dia, situasi ini rawan membuat peternak mati langkah. Seolah enggan menjual, tapi bingung cara merawat ternak.

Belakangan ini, kata dia, banyak pula pembeli sapi dengan membawa mobil pikap. Diduga, pembeli memanfaatkan momentum wabah PMK ini untuk menawar ternak dengan harga rendah. Meski begitu, dia enggan menjual ternaknya. Sebab, harga yang ditawarkan tak masuk akal.

“Masak sapi sehat harganya Rp 5 juta sampai Rp 6 juta per ekor. Saya tidak mau jual. Karena memang kondisi sapi sehat semua,” imbuhnya.

Dia berharap peternak tak gegabah menjual ternak secara dadakan. Sebab, ini bisa memicu kerugian lebih besar. Misalnya, apabila sapi sehat awalnya seharga Rp 24 juta per ekor, lalu di musim PMK terjual Rp 6 juta, maka peternak merugi sekitar Rp 18 juta. “Pemerintah juga tolong upayakan mencari solusi terbaik. Supaya kami (peternak) tidak kesulitan dengan keadaan ini,” tandasnya. (mg2/c1/wen)

Tags: blitarblitar hari iniblitar updatekabupaten blitarkota blitarperistiwa blitarradar blitarradar penataranradar tulungagung
ShareTweetSendShareShare

Leave a Reply Cancel reply

Connect with:
Facebook Google Twitter

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • About
  • Advertise
  • Careers
  • Contact
Call us: +1 234 JEG THEME
No Result
View All Result
  • Home
  • Politics
  • Sports
  • Travel

© 2023 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.