KABUPATEN BLITAR – Perayaan Tahun Baru Imlek identik dengan kemewahan suasana tempat peribadatan. Namun, berbeda dengan Kelenteng Poo An Xiong tahun ini. Kelenteng yang pindah ke salah satu rumah toko (ruko) tersebut sepi hiasan dan ornamen perayaan. Meskipun begitu, umat Konghucu tetap menjalankan rangkaian ibadah seperti biasa.
Pemuda kelenteng Poo An Xiong, Daniel mengatakan, puncak perayaan Tahun Baru Imlek dilaksanakan pada 1-15 Imlek. Perayaan pada satu Imlek ini dilakukan pada pukul 24.00 WIB. Hal ini merupakan bentuk syukur untuk menyambut keberkahan di tahun depan. “Sementara pada 15 Imlek merupakan penutup ritual Imlek,” ujarnya kepada Koran ini kemarin (21/1).
Persiapan perayaan tahun baru kali ini adalah menata altar serta menaikkan sesaji dari umat Konghucu. Saat tahun baru, banyak umat yang datang sehingga sesaji lebih banyak daripada biasa. “Sebenarnya sembahyang bersama tahun ini hanya diwakilkan kepada pengurus kelenteng,” akunya.
Dia mengaku, keterbatasan tempat mengharuskan pengurus kelenteng membatasi jumlah umat yang datang. Pembatasan ini dilakukan dengan sembahyang pribadi sehingga umat tidak bergerombol. “Umat melakukan ibadah sendiri, setelah selesai sembahyang langsung pulang,” jelasnya.
Nuansa Imlek yang selalu identik dengan gemerlap lampion tampaknya bakal tidak terlihat tahun ini. Pasalnya, sejak kebakaran beberapa waktu lalu, kondisi kelenteng masih dalam proses pembangunan. Hal ini membuat perayaan Imlek yang digelar di ruko ini tidak dilengkapi dengan pemasangan lampion seperti tahun sebelumnya. “Karena kelenteng yang dipakai saat ini adalah ruko milik umat, jadi kami sungkan untuk memasang lampion dan ornamen lainnya,” terangnya.
Pemasangan lampion merupakan bentuk simbolis untuk penerangan doa, jelas Daniel, harapannya doa yang dihaturkan bisa secerah cahaya lampion. Dia mengaku, biasanya Tahun Baru Imlek dirayakan dengan meriah. Namun, meriah tidak berarti foya-foya. “Tapi untuk tahun ini tidak bisa, terpenting pada saat Imlek adalah doa yang khusyuk,” paparnya.
Menurut dia, meskipun tidak ada pernak-pernik Imlek yang terpasang di kelenteng, pihaknya tetap berupaya memeriahkan Imlek dengan maksimal. Rencananya, perayaan Imlek tahun ini dilengkapi dengan kirab barongsai. Selain memeriahkan Imlek, kirab barongsai ini bertujuan untuk menghibur masyarakat Kota Blitar dan sebagai bentuk tolak bala umat Konghucu. “Meskipun keterbatasan tempat dan orang, kami masih bisa memeriahkan Tahun Baru Imlek,” tandasnya. (mg1/c1/ady)