Tulungagung – Berkembangnya tren busana di era sekarang membuat banyak kalangan tertarik di bidang fashion. Tidak sedikit orang yang menjadikan itu sebagai profesi penyedia jasa, mulai dari perancang busana hingga penjahit. Tak terkecuali juga di kota Marmer, jasa perancang busana hingga penjahit sudah banyak digeluti semua kalangan usia.
Bangkitnya industri fashion menjadi salah satu penanda bahwa perekonomian masyarakat kini berangsur pulih. Roda perekonomian mulai berputar kembali dan geliat aktivitas fashion mulai terlihat. Hal ini juga diakui Lutfita Intan Maya Saputri, warga Kelurahan Kutoanyar, Tulungagung, pemilik usaha jahit baju Poetri Lutfita.
“Waktu pandemi, hajatan dan acara-acara besar lainnya kan gak dibolehkan, otomatis itu juga berdampak. Tapi setelah Covid turun, orderan kita jadi banyak yang masuk setiap bulannya”, ungkapnya.
Pascapandemi Covid-19, Putri -sapaan akrabnya- mengungkapkan kebanjiran orderan hingga tak jarang harus lembur tengah malam untuk menyelesaikan pesanan dari konsumen. Kini, Putri menerima 100 lebih orderan setiap bulannya dan dibantu oleh 7 orang karyawan. “Bersyukur karena orderan masuk lebih dari 100 orang yang jahit baju setiap bulannya, apalagi sekarang acara-acara besar pun sudah diperbolehkan,” imbuhnya.
Dibanderol dengan kisaran harga 150-200 ribuan satu setnya, Putri berhasil meraup omzet hingga belasan juta setiap bulannya. “Hasilnya sangat menjanjikan bagi saya. Selain bisa membantu perekonomian keluarga, kita juga bisa membantu perekonomian karyawan”, ujarnya.
Sebagai salah satu industri dengan rantai pasok yang panjang dari hulu hingga hilirnya, kebangkitan industri fashion tentu berpengaruh positif bagi kepentingan banyak orang. (ae3/c1/tin/apr)