KOTA BLITAR – Isu cuaca panas menyengat di Madinah rupanya bukan isapan jempol. Sejumlah jemaah haji Bumi Penataran yang kini menjalankan ibadah, merasakan langsung. Bahkan, teriknya matahari membuat suhu di sana mencapai 41 derajat Celsius. Para jemaah pun membatasi keluar pemondokan.
Salah seorang jemaah haji asal Kecamatan Wonodadi, Mohamad Andik mengaku bahwa suhu kemarin bahkan sempat mencapai 45 derajat Celsius. Praktis, dirinya tak bisa leluasa keluar dari pemondokan. Dia lebih memilih berada di dalam ruangan untuk beristirahat, bersama jemaah lain. Itu untuk mengantisipasi terjadinya dehidrasi.
“Sekarang kalau keluar tapi tidak pakai masker dan kaca mata, panasnya di wajah luar biasa. Keluar cuma pas salat. Jarak masjid sekitar 1 kilometer dari pemondokan,” ujarnya saat dikonfirmasi, kemarin (15/6).
Pria yang akrab disapa Andik itu sudah kali kedua menjalankan ibadah haji. Pertama dilaksanakan 2006 silam. Ibadah kedua ini dia lakukan bersama sang istri. Dia pun mengaku ada perbedaan mencolok. Misalnya cuaca saat ibadah yang pertama, kondisi iklim di Madinah dan Makkah justru memasuki musim dingin.
Cuaca di Madinah yang saat ini menyengat, lanjut Andik, membuat ribuan jemaah lainnya turut membatasi keluar pemondokan. Di sana pula, para jemaah terus menghidrasi tubuh dengan minum air mineral guna menstabilkan cairan tubuh. “Benar, jadi antisipasi (dehidrasi) minum air putih. Di sini sempat juga ada yang mimisan. Dua jemaah,” lanjutnya.
Hal senada dikatakan Gito, jemaah lainnya asal Kecamatan Gandusari. Dia menyebut bahwa panasnya cuaca di kawasan timur tengah itu cukup menyengat. Bahkan, dirinya terus melakukan antisipasi pencegahan dehidrasi dan mimisan. Salah satunya, sering membasahi rongga hidung dengan air sehingga kondisi tetap lembab.
“Panas, kemarin siang 41 derajat. Udara rasanya juga bukan hangat lagi, yang berhembus itu panas. Kami sedia tisu basah untuk digunakan sewaktu-waktu di wajah dan rongga hidung. Pas wudu juga hirup air,” terangnya.
Meski ibadah kali ini dihadapkan cuaca panas, tapi tak menyurutkan niat jemaah haji untuk menjemput pahala. Jemaah haji sebelumnya sempat mengikuti beragam kegiatan sebelum bergeser ke Makkah pada Minggu (19/6) mendatang. Beberapa kegiatan di antaranya, wisata edukasi di kebun kurma dan mengunjungi Masjid Quba, Madinah.
Untuk diketahui, 337 jemaah haji asal Kabupaten Blitar resmi berangkat beberapa waktu lalu. Mereka berangkat setelah dua tahun menunggu kejelasan, imbas Covid-19. Keberangkatan jemaah haji tahun ini terbilang ketat dan jumlahnya pun dibatasi, dari 816 menjadi 337. Meski begitu, Kemenag berharap pada pelaksanaan ibadah haji berikutnya, semua jemaah bisa turut serta. (mg2/c1/wen)