Tulungagung – Sebagai salah satu mitra BPJS Kesehatan, Kader JKN memiliki tugas sebagai pengingat dan pengumpulan iuran, melakukan sosialisasi, edukasi, memberi informasi, serta menerima keluhan dan pendampingan. Dalam pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) tentu tidak mudah dan banyak kendala. Hengky Prayitno (35), sebagai Kader JKN yang bertugas di Kabupaten Tulungagung dengan wilayah binaan Kecamatan Besuki dan Kecamatan Bandung telah merasakan suka duka selama menjadi Kader JKN.
Ditemui di sela-sela kesibukannya, Hengky menceritakan sejak tahun 2019, dirinya sudah mengemban amanah sebagai Kader JKN. Awal sebelum bergabung menjadi Kader JKN, Hengky mengaku tidak mengetahui apa itu BPJS Kesehatan, terlebih juga Program JKN-KIS.
“Sebelum saya ikut rekrutmen Kader JKN, saya sempat pesimis karena saya benar-benar tidak tahu apa itu BPJS Kesehatan, JKN-KIS, dan Kader JKN. Ternyata kami diberikan penjelasan yang sangat detail oleh BPJS Kesehatan, terkait juga tugasnya sebagai Kader JKN itu apa saja. Dari situ, saya jadi tahu dan semangat untuk menjadi Kader JKN,” ujar Hengky.
Di tahun 2022 ini, Hengky masih ingin meneruskan pengabdiannya menjadi Kader JKN. Sebagai kader JKN, dirinya memang tergolong cukup aktif dan berprestasi. Di tahun 2021 lalu, ia memperoleh capaian kolektabilitas iuran tertinggi dari kader lainnya. Ia dengan giat mengingatkan peserta door to door untuk membayar iuran sehingga berhasil mengumpulkan iuran dengan maksimal. Dirinya mengaku semangat karena selain untuk meningkatkan kesejahteraannya juga dapat menambah teman dengan para peserta JKN-KIS yang sering didatanginya.
“Untuk awal bulan saya kunjungan terus dan maksimalkan di dua minggu pertama. Saya lebih suka langsung terjun ke lapangan daripada melalui telepon, karena menurut saya lebih efektif. Walaupun peserta bandel tetap saya kunjungi. Dengan senang hati, saya terus memberikan edukasi ke peserta yang menunggak agar mereka mau melakukan pembayaran, Saya beri pengertian pentingnya kesehatan, dan manfaat JKN-KIS. Kegiatan kunjungan ini juga dapat menambah teman, yang awalnya tidak kenal karena sering Saya datangi akhirnya jadi kenal,” ucapnya.
Di balik rasa sukanya menjadi Kader JKN, ia juga merasakan dukanya yang mana tidak diterima dengan baik oleh peserta, misalnya tidak disambut dengan ramah bahkan ditolak dengan kata-kata yang kurang baik. Akan tetapi, ia tetap bersemangat dan percaya bahwa apa yang ia lakukan ini adalah yang terbaik untuk masyarakat.
“Kadang juga sudah tau kita datang mukanya langsung jutek, tapi saya tetap semangat, pelan-pelan saya beri pengertian, saya edukasi kalau nanti membayar iuran manfaatnya apa. Memang harus sabar dan telaten kalau mau hasilnya maksimal. Dulu, saya pernah mendatangi peserta yang marah-marah kalau diingatkan untuk membayar, tapi setelah mereka bayar dan merasakan manfaatnya ya jadi enak, sekarang jadi teman seperti saudara,” terang Hengky.
Kepada peserta yang menunggak iuran, Hengky berharap agar segera membayar iuran, selain merupakan kewajiban juga bisa membuat lebih tenang kalau sewaktu-waktu membutuhkan pelayanan kesehatan. Kalau tidak dipakai bisa untuk membantu peserta lain yang sedang sakit.
“Bagi yang menunggak, mohon untuk bisa segera membayar iuran. Kalau nanti kita sakit, kita sudah tidak khawatir lagi karena status kepesertaannya aktif dan bisa dipakai untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Kalau tidak dipakai ya Alhamdulillah bisa bantu teman yang lain yang sedang sakit,” ujarnya.
Hengky juga berharap untuk BPJS Kesehatan, supaya bisa terus maju, Program JKN-KIS terus berlanjut, dan pelayanan kesehatan berjalan dengan lebih optimal karena masyarakat sangat terbantu dengan adanya Program JKN-KIS. (ar/rd