KOTA BLITAR – Pemerintah Kota (Pemkot) Blitar memastikan bahwa semua pedagang kaki lima (PKL) di utara Alun-Alun Kota Blitar sudah mendapat jatah tempat relokasi di sisi timur alun-alun. Namun, tidak semua memperoleh jatah gerobak kontainer.
Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Blitar Priyo Suhartono. Gerobak kontainer tersebut hanya diperuntukkan bagi pedagang kuliner atau makanan dan minuman. “Kalau yang pedagang mainan atau nonmakanan dan minuman, ya jelas nggak dapat gerobak kontainer,” tegasnya kepada koran ini, kemarin (6/1).
Nah, pedagang nonkuliner tersebut, jelas Priyo, juga sudah disediakan tempat relokasi. Mereka menempati tenda di sebelah utara deretan gerobak kontainer. “Khusus pedagang mainan di situ. Masak pedagang mainan jualannya di gerobak kontainer, ya nggak mungkin lah,” ujarnya.
Total ada 35 pedagang yang direlokasi ke sisi timur. Sebanyak 20 pedagang di antaranya adalah pedagang kuliner. Sisanya pedagang mainan. Pemkot hanya menyediakan 20 gerobak kontainer karena menyesuaikan kebutuhan, sedangkan sisanya berupa tenda.
Pedadang mulai menempati relokasi pada Kamis (5/1). Proses relokasi berjalan tanpa hambatan. Petugas satpol PP mengawasi langsung proses relokasi tersebut. “Relokasi ini bertujuan untuk menata pedagang sekitar alun-alun agar lebih rapi. Tidak terkesan kumuh. Sehingga pengunjung merasa nyaman,” terang Priyo.
Terkait tempat relokasi yang dipenuhi kotoran burung kuntul, pemkot berupaya untuk membersihkan secara rutin setiap seminggu sekali. Pembersihan dilakukan oleh tim pemadam kebakaran dan dibantu pedagang. Meski begitu, adanya kotoran tersebut juga menimbulkan bau tidak sedap.
Pemkot sebenarnya menyadari kondisi tersebut. Namun, pemkot juga tidak bisa mengusir burung-burung itu dari alun-alun. “Kami juga harus ikut menjaga ekosistem burung. Tidak mungkin kami usir. Toh nanti akan pergi sendiri karena melihat ada aktivitas orang di bawahnya,” tandasnya. (sub/c1)