KABUPATEN BLITAR – Penghargaan kabupaten layak anak (KLA) yang diterima Kabupaten Blitar beriringan dengan tanggung jawab yang besar. Karena itu, butuh kerja keras serta sinergitas banyak stakeholder untuk mewujudkan daerah layak anak. Hal ini disampaikan Wakil Bupati Blitar Rahmat Santoso, kemarin (27/7).
Menurut dia, pemerintah daerah sudah memiliki sejumlah program untuk meminimalisir persoalan perempuan dan anak. Namun, di lapangan masih saja ada kasus terkait perempuan dan anak yang sering kali membuat miris. “Seperti kasus dugaan pembuangan bayi beberapa hari lalu. Ini kan membuat kita semua miris ya,” ujarnya.
Wabup mengatakan, peristiwa tersebut sebagai salah satu pengingat bagi pemerintah bahwa persoalan perempuan dan anak tidak bisa dianggap remeh. Pihaknya berharap pedampingan yang dilakukan dinas pengendalian penduduk, keluarga berencana, pemberdayaan perempuan, dan perlindungan anak (DPPKBP3A) lebih diintensifkan. “Ini penting untuk mengendalikan kasus kehamilan di luar pernikahan,” katanya.
Tak cukup di situ, organisasi perangkat daerah (OPD) lain juga harus ambil bagian untuk mencegah persoalan perempuan dan anak. Misalnya, dinas kesehatan dan dinas sosial. Itu terkait kesiapan keluarga prapernikahan.
Pihaknya juga mendengar kasus pernikahan di bawah umur masih terjadi di Bumi Penataran. Hal itu tidak hanya memicu masalah di keluarga, lantaran pasangan suami istri belum cukup matang. Lebih jauh, ada banyak risiko yang bisa terjadi. misalnya, persoalan stunting atau gizi buruk.
Selain OPD, wabup juga berharap para stakeholder terkait ikut berkontribusi untuk menyelesaikan pekerjaan rumah bersama tersebut. “Ke mana ini ketua PKK, harus lebih aktif lagilah,” harapnya.
Wabup menyadari kondisi tersebut tidak lepas dari badai pandemi korona. Sebab, pada saat virus tersebut mewabah, kegiatan masyarakat dibatasi. Begitu juga dengan aktivitas di lingkungan pendidikan, yang terpaksa dilakukan secara daring. “Orang tua berpikir itu belajar, ternyata video call sama teman cowoknya, akhirnya nggak belajar malah pacaran,” keluhnya. (hai/c1/wen)