KOTA BLITAR – Pemerintah Kota (Pemkot) Blitar harus memperhatikan nasib atlet, terutama yang telah berprestasi membuat harum nama Kota Blitar. Pasalnya, mereka telah berjuang susah payah di lapangan demi nama daerahnya.
Wakil Ketua DPRD Kota Blitar Agus Zunaedi mendorong Pemkot Blitar selalu memperhatikan nasib atlet. Bukan hanya yang berprestasi, tetapi juga yang belum beruntung namun telah berlatih keras. “Perhatian itu bukan sekadar bonus, tetapi pemenuhan fasilitas latihan yang layak. Sarana dan prasarana yang mendukung latihan,” ujarnya, kemarin (30/6).
Di samping bonus prestasi, bentuk perhatian lain bisa berupa kemudahan akses masuk ke lembaga sekolah negeri favorit. Pemkot bisa memfasilitas atlet-atlet berprestasi ini untuk mendapatkan sekolah yang diinginkan. “Misalnya dari SMP ke SMA. Karena SMA sekarang sudah dikelola provinsi, pemkot bisa membantu komunikasi dengan provinsi,” terangnya.
Menurut politikus PPP itu, bonus kepada atlet yang telah berprestasi memang wajib. Sebab, mereka telah mengharumkan nama daerahnya melalui latihan dan kerja keras di lapangan. “Yang lebih penting lagi, perhatian dari sisi pembinaan dan pemenuhan fasilitas penunjang latihan. Saya melihat di kota juga belum begitu maksimal,” ujarnya.
Menurut dia, masih ada beberapa cabang olahraga (cabor) yang belum memiliki fasilitas penunjang latihan. Baik itu lapangan ataupun fasilitas pendukung lainnya. Pemkot harus mampu menyediakan sejumlah fasilitas yang dibutuhkan bagi suatu cabor tertentu.
Sebab, lanjut dia, itu demi kebaikan atlet dan nama daerah. Jika tidak memiliki fasilitas latihan yang layak, bagaimana bisa berlatih secara maksimal hingga memperoleh kemenangan.
Di samping itu, pemkot juga harus rutin menggelar turnamen-turnamen lokal. Hal itu demi menjaring bibit-bibit atlet unggul. Selain itu juga untuk mengasah mental para atlet.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Kacabdin) Provinsi Jawa Timur Wilayah Blitar Solikin mengungkapkan, dalam pendaftaran peserta didik baru (PPDB) telah dibuka jalur prestasi. Bagi calon siswa baru yang memiliki prestasi baik akademik maupun nonakademik bisa mendaftar lewat jalur tersebut. “Semua sudah diakomodasi. Tetapi nanti tetap lewat penilaian dari provinsi,” katanya.
Penilaian dilakukan langsung oleh dinas pendidikan provinsi melalui sistem APBD. Artinya, cabang dinas maupun sekolah tidak memiliki kewenangan untuk menilai. “Proses pendaftaran, semua sistem online. Sekolah tinggal memasukkan data saja,” ungkapnya.
Meskipun begitu, jalur prestasi memiliki kuota terbatas. Jalur tersebut hanya diberikan jatah kuota 5 persen. “Ketika calon siswa tidak kebagian kuota, ya otomatis mendaftar di sekolah lain atau pakai jalur lain,” tandasnya. (sub/c1/wen)