SANANWETAN, Radar Blitar – Sejak 2006 menjadi kader kesehatan, berbagai pengalaman senang maupun sedih dialami Insiyah Desiani. Tak disangka, tahun ini warga Kelurahan Gedog, Kecamatan Sananwetan itu mendapatkan penghargaan tingkat nasional. Itu atas dedikasinya sebagai kader TBC.
Dia salah satu kader kesehatan yang cukup aktif di Kelurahan Gedog. Perempuan berjilbab itu baru saja meraih penghargaan dari Kemenkes pada 20 Oktober lalu. Itu setelah dirinya memenangkan lomba Kader TBC yang diselenggarakan kementerian yang dipimpin Budi Gunadi Sadikin itu.
“Saya dapat juara 2. Penghargaan diberikan di Legian, Kuta, Bali,” ungkap perempuan 44 tahun itu, kemarin (1/11).
Penghargaan itu menjadi hadiah kejutan baginya. Dia tidak menyangka bisa memenangkan lomba kader TBC tersebut. Insiyah bersama perwakilan dinkes langsung berangkat ke Bali menghadiri acara bertajuk Tuberculosis (TBC) Summit itu. Penghargaan itu mungkin menjadi anugerah atas dedikasinya bergelut di bidang sosial kemasyarakatan selama ini. Salah satunya sebagai kader kesehatan. Mulai dari kader lansia, kader survelen berbasis masyarakat (SBM), kader TBC, hingga sebagai ketua Warga Peduli Aids (WPA).
Tugas sebagai kader itu tentunya butuh kesabaran dan jiwa sosial tinggi. Sikap yang demikian sudah ada dalam diri Insiyah. Dia juga menyadari bertugas menjadi kader tidak menjanjikan secara finansial. Namun di sisi lain, ada manfaat lebih besar yang bisa didapat. Selain itu menjadi pengalaman berharga kemudian hari.
“Saya menyadari hal itu. Mungkin karena sejak muda sudah hidup kerja keras di luar negeri, di situ saya juga banyak pengalaman kehidupan sosial,” ujar mantan Pekerjaan Migran Indonesia (PMI) ini.
Dia berharap, upaya yang dilakukan dalam membantu pemerintah menangani kasus penyakit TBC berdampak positif. Target 2030 harus bebas TBC semoga tercapai. (sub/wen/dfs)