KOTA BLITAR – Jadwal super padat kudu dilakoni Intan Asmarani, saban hari. Wajar, remaja kelas IX MTs ini harus memenuhi kewajibannya sebagai seorang pelajar sekaligus atlet tenis meja. Tapi, perjuangannya mulai berbuah manis dengan beberapa medali yang diraih.
Jam didinding warna hijau itu menunjukkan pukul 14.00. Halaman MTsN 2 Kota Blitar tampak ramai dengan siswa yang bersiap pulang, usai seharian melakoni program belajar. Mulai masuk ke dalam sekolah, terdapat sebuah tangga kecil di sisi utara gedung bercat hijau itu. Laboratorium komputer lengkap dengan puluhan perangkat komputer berjajar rapi. Di dalam ruang itu, tampak seorang pria sedang asyik berbincang dengan seorang siswi.
Siswi itu adalah Intan Asmarani, pelajar tingkat IX kelas tahfiz, yang sekaligus atlet tenis meja andalan Bumi Penataran. Sekilas, perawakannya yang mungil tidak menunjukkan sosoknya sebagai atlet. Tapi di usianya yang masih belia, remaja kelahiran 2008 ini punya segudang prestasi dari berbagai ajang bergengsi. “Keluarga saya memang pecinta pingpong. Jadi, sejak kelas 1 ibtidaiyah, saya sudah dilatih ayah dan kakak,” tuturnya.
Karena digembleng sejak belia, tak heran jika Intan tumbuh menjadi seorang remaja dengan skill tenis meja di atas rata-rata. Tak pelak, itu membuat Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) Kabupaten Blitar kepincut dengan kemampuannya. Buntutnya, Intan diterima masuk ke dalam induk cabor. Bahkan, diikutkan dalam program pembinaan khusus atlet yang diproyeksikan untuk turun di berbagai kejuaraan. “Ada banyak kejuaraan yang saya ikuti di berbagai tingkat. Mulai lokal hingga provinsi,” ujar bungsu dari dua bersaudara ini.
Berbagai prestasi diraih dari keikutsertaannya di sejumlah ajang. Di antaranya, juara satu di ajang Porseni MTs tahun lalu, menyabet medali perunggu di Kejurprov Jatim 2021, finis di delapan besar Porprov ke-VII Jatim pada Juni lalu, dan masih ada beberapa kejuaraan lain.
Seabrek prestasi ini ternyata mendapat pantauan langsung oleh Pengprov PTMSI Jatim sejak setahun terakhir. Dia sempat terkejut begitu mendapat kabar jika pengprov berniat mengontraknya untuk diikutsertakan dalam program pemusatan latihan daerah (puslatda). Usai berkonsultasi dengan dengan orang tua dan pembina di induk cabor, remaja berjilbab ini mantap menerima pinangan pengprov.
“Sekarang memang belum berangkat ke Surabaya (untuk puslatda, Red). Masih menunggu panggilan. Nah, oleh pengprov saya ditugaskan untuk mengirimkan video latihan setiap harinya. Jadi, tetap ada monitoring walaupun belum dipanggil ke Surabaya,” bebernya.
Saat ini, atlet yang dikontrak dalam program puslatda bakal menerima uang pembinaan layaknya atlet profesional. Bahkan, induk cabor menyebutkan, kontrak dengan durasi setahun bakal menerima uang pembinaan Rp 12 juta. Tapi yang terpenting adalah atlet yang ikut serta dalam program khusus ini dipastikan akan turun di ajang nasional membawa nama provinsi.
Hal ini tentu membuatnya bangga. Sebab, kini dia punya kans besar untuk mewujudkan impiannya. Yakni, untuk mewakili Blitar di ajang nasional dan membawa nama Indonesia di ajang internasional. Dia juga terharu begitu mendapat sambutan positif dari keluarga dan induk cabor. “Dulu saya sering nangis pas dilatih kakak. Karena cara kakak melatih sangat keras. Tapi, ternyata tujuannya memang untuk membuat mental saya kuat. Makanya sekarang saya selalu siap mental sebelum bertanding,” akunya.
Tapi, jangan sangka kesibukannya hanya sampai di kegiatan keolahragaan saja. Masih ada kesibukan lain yang membuatnya kudu cermat dalam membagi waktu untuk latihan, belajar, dan istirahat. Intan mengikuti kelas tahfis di sekolahnya. Jadi, materi hafalan Alquran adalah “menu harian” selain berlatih pingpong.
“Jadwal latihan lima hari dalam sepekan. Jadi, sepulang dari sekolah langsung istirahat, lalu hafalan Alquran sampai malam. Setelah itu lanjut latihan di basecamp. Kadang terasa sangat melelahkan dan jenuh. Tapi, keluarga dan pelatih terus motivasi karena balajar, menghafal Alquran, dan berlatih adalah kewajiban,” kata remaja yang tinggal di Desa Bangsri, Kecamatan Nglegok ini.
Terlebih, masih ada banyak impian yang ingin diwujudkan. Yaitu, memakai seragam timnas dan berlaga di SEA Games dan Asian Games. Mengingat ada banyak prestasi yang telah diraih sejak belia, rasanya impian itu tidak terlalu muluk, dan bahkan sangat mungkin tercapai. “Karena itu, saya ingin serius berlatih di program khusus ini, sekaligus menambah hafalan Alquran setiap hari,” jelas remaja yang dikabarkan banyak dilirik oleh lembaga SMA dari berbagai daerah karena bakat pingpong-nya ini. (*/ady)