GONDANG, Tak perlu mewah untuk berkarya, karena di sudut kamar pribadi Wildan, sapaan akrab pemuda ini, disulap layaknya studio mini. Lokasi tersebut adalah tempatnya mencari inspirasi musik sebagai seorang audio engineer. Audio engineer merupakan suatu pekerjaan yang peran dan eksistensinya amat dekat dengan industri kreatif. Banyak orang mengira mereka hanya bekerja untuk sebuah band atau di industri musik. Namun pada kenyataannya, mereka juga bisa bekerja di balik layar sebuah konser atau musik.
“Lebih ke mixing, menyatukan rekaman vokal dan beberapa alat musik, menjadi musik secara utuh,” ungkapnya.
Namun faktanya, kemampuan Wildan dalam audio engineer ini bisa dibilang didapatkan secara otodidak. Diakui, dunia musik sudah melekat dengannya sejak duduk di bangku sekolah. Pun dengan teknologi pendukungnya, juga belajar dari seringnya menggunakan. Karena kalau diruntut dari pendidikan formal, Wildan adalah lulusan dari program studi Sistem Informasi di salah satu perguruan tinggi di Jogjakarta. “Dulu waktu kuliah sempat ngeband-ngeband gitu, megang gitar waktu itu,” ungkapnya.
Awalnya, hal itu karena Wildan penasaran pada dunia audio engineer ini. Sementara di satu sisi, dia mendapatkan hibah alat musik dari sang kakak yang juga getol di dunia musik. “Ya bisa dibilang memang jalannya seperti itu. Kakak saya yang dari kecil sudah senang musik malah berpindah haluan dari musik,” katanya.
Pemuda asal Desa Wonokromo, Kecamatan Gondang ini melanjutkan, yang kini dilakukan adalah menggarap pesanan musik yang datang kepadanya. Memang sangat sedikit pesanan musik yang datang dari kawasan Tulungagung ini. Namun jangan salah, pesanan dari luar daerah cukup lumayan, bahkan pesanan dari luar negeri juga sering. “Kebanyakan garapan datang dari luar Tulungagung. Kalau luar negeri, lumayan sering mengerjakan pesanan musik hiphop,” ujarnya.
Peran dari platform-platform di internet itulah yang bisa mempertemukan mereka yang butuh musik dan pembuatnya ini. Karena itu, audio engineer sangat diperlukan agar musik bisa merambah pasar luar negeri. Kadang juga berjualan bid musik hiphop tanpa ada vokalnya. Untuk genre, Wildan lebih condong ke pop, RnB, jazz. “Selain mengerjakan pesanan, kasarannya ya menyetok musik, yang ingin bisa membelinya,” ujarnya.
Selain hal di atas, ternyata karya musik Wildan juga telah diterima pada salah satu manajemen terkenal di Indonesia. Yakni, Warner Musik Indonesia. Tak sendirian, karena itu dilakoninya bersama dua teman lainnya yang menjadi tim. Meski berada di balik layar, tapi keberadaan Wildan sangatlah penting bagi tim tersebut. “Cerita awalnya membuat lagi untuk dipasarkan di salah satu layanan musik digital. Tak menyangka, ternyata musik kita diterima masyarakat,” ungkapnya.
Pria berkacamata ini mengaku, karena cukup meledaknya karya awal tersebut, itu membuat Wildan dan timnya tambah getol dan bersemangat membuat karya baru. Ditambah semangat dengan royalti yang mulai dirasakan. “Ketika royaltinya sudah keluar tentu semangatnya bertambah. Ya enak, tidak saja tinggal di rumah, tapi dapat uang meskipun belum banyak,” ungkapnya dengan tertawa.
Setidaknya, sekitar 10 lagu telah dibuat Wildan dan timnya. Beberapa karyanya tersebut menjadi booming diterima masyarakat. Puncaknya adalah ketika musik karyanya dapat mengisi di salah satu media sosial (medsos) yang digandrungi di negeri ini. Yaitu, TikTok. “Mungkin karena cukup meledak, sampai TikTok itu membuat salah satu manajemen musik yang cukup besar di negeri ini berminat untuk bekerja sama dengan kita. Karena itu, saat ini kita juga sedang menggarap proyek baru,” terangnya. (mg1/c1/din)