TULUNGAGUNG – Makam Tumenggung Ngabehi Mangoendirono yang merupakan bupati pertama Kabupaten Tulungagung tidak bisa direnovasi menggunakan sumbangan dari instansi pemerintahan, renovasi harus menggunakan sumbangan pribadi. Selain itu juga menjadi jujukan para pemimpin Tulungagung untuk berdzikir dan berdoa.
Makam Tumenggung Ngabehi Mangoendirono atau lebih dikenal dengan makam Bupati Srigading, berada diarea pemakaman Syekh Basyaruddin di Dusun Srigading, Desa Bolorejo, Kecamatan Kauman. Tepatnya sebelah timur dengan jarak yang tidak jauh. Karena semasa hidup Syekh Basyaruddin merupakan guru dari Tumenggung Ngabehi Mangoendirono ini.
Pengurus makam sekaligus keturunan ke sembilan dari Syekh Basyaruddin, Muhammad Arifai menjelaskan, berdasarkan pesan dari pendahulunya, bahwa makam Tumenggung Ngabehi Mangoendirono tersebut tidak bisa direnovasi jika menggunakan sumbangan dari instansi Pemerintahan Tulungagung. Namun juga harus dilakukan renovasi harus menggunakan sumbangan dari pribadi.
“Alasannya saya pribadi tidak paham, mungkin juga karena dulu menjadi seorang pemimpin kabupaten ini sehingga berpesan untuk tidak membangun dengan uang dari pemerintahan,” katanya
Secara singkat, makam Tumenggung Ngabehi Mangoendirono di lingkari dengan pagar tembok yang di dalamnya terdapat bangunan seperti rumah joglo. Dari depan tampak rapi meskipun merupakan bangunan lama. Sehingga untuk tetap menjaga makam tersebut, pengurus tidak membuka untuk semua orang. Hanya beberapa yang ingin masuk akan dibukakan dan dipersilahkan masuk.
Dia mengungkapkan, mayoritas yang ingin masuk dan berdoa pada makam Tumenggung Ngabehi Mangoendirono ini adalah para calon pemimpin yang berniat mencalonkan diri untuk mengisi jabatan di kabupaten ini. Mulai dari tataran bawah sampai tataran atas pernah berdoa di sana (Tumenggung Ngabehi Mangoendirono, Red).
“Biasanya saat sudah jadi, para pemimpin tersebut memberikan sumbangsih jika diadakan kegiatan disini,” katanya
Untuk waktu, biasnya mereka datang pada saat pukul 10 sampai 12 malam. Sedangkan juga ada syarat khusus tidak tertulis, yaitu bagi para calon pemimpin yang ingin masuk kedalam makam disarankan untuk datang sendiri. Karena yang ingin berziarah biasanya berjamaah dengan lebih dari satu orang.
“Juga biasanya kalau membawa barang bawaan itu malah tidak jadi. Akan tetapi jika datang hanya membawa jiwa dan raga untuk berdoa di makam Tumenggung Ngabehi Mangoendirono malah banyak yang jadi,” katanya.(mg1/din)