TRENGGALEK – Bantuan alat mesin pertanian (Alsintan) terus bergulir di setiap tahunnya.
Hingga pada 2022, alsintan khusus pra panen tercatat capai 113 unit.
Sayangnya hal ini belum didukung jumlah operator dalam Unit Pengelola Jasa Alsintan (UPJA) yang memadai.
Kasi Sarana Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertapan) Trenggalek Sadriyanti menjelaskan, hibah alsintan untuk para petani di Trenggalek berasal dari tiga sumber anggaran.
Di antaranya dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) I, II, dan APBN.
Ketiga sumber anggaran itu memiliki intensitas masing-masing dalam menyalurkan hibah alsintan pra panen ke petani.
“Paling banyak itu dari APBN,” kata wanita berhijab tersebut.
Sesuai dalam rekapitulasi daftar rincian alsintan pra panen pada 2022, hibah alsintan dari APBN meliputi 15 unit traktor roda empat, 21 traktor roda dua, 23 hand sprayer, 16 pompa air, dan 25 cultivator. APBD II meliputi 4 traktor roda dua dan 3 Cultivator, sedangkan APBD I 6 traktor roda dua.
Persebaran alsintan kini sudah merambah ke 14 kecamatan di Kabupaten Trenggalek. Namun demikian, hibah alsintan dimungkinkan akan diberikan lagi, ketika proposal dari kelompok tani (koptan) mendapat persetujuan.
“Tidak bisa serta-merta koptan mendapat alsintan di tahun yang sama saat mereka mengajukan proposal. Misal bantuan alsintan pada 2022, jadi pengajuannya pada 2021,” ungkapnya.
Berimplikasi dari jumlah alsintan yang cukup banyak. Hal itu sebetulnya membuka peluang profesi operator alsintan kian besar.
Ditambah lagi, Unit Pengelola Jasa Alsintan (UPJA) di Trenggalek juga masih sedikit.
“Di Trenggalek belum banyak sekitar 5 (UPJA),” ujarnya.
Karena itu, Sadriyanti mengaku, pada 2023 rencananya ada pelatihan operator. Pelatihan itu akan menyasar kalangan milenial, yang diharapkan dapat memantik semangat bertani para generasi milenial.
“Ini nanti ada pelatihan dari penyedianya itu, karena ini waktunya sudah mepet akhir tahun, sehingga sekitar Januari 2023 itu bisa mulai lagi pelatihan, operator alsintan roda empat,” ungkapnya.(tra/rka)