TRENGGALEK – Struktur organisasi SD negeri di Bumi Menak Sopal bakal segera berubah. Hal ini seiring wacana Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Trenggalek untuk melakukan regrouping pada sejumlah SD Negeri.
Sejauh ini tercatat ada 80 SD negeri yang masuk rencana untuk dilakukan regrouping atau digabung. Alasannya, dalam beberapa tahun terakhir ini sekolah-sekolah tersebut memiliki jumlah siswa yang sedikit, yaitu di bawah 60 siswa setiap sekolah. Diharapkan penggabungan sekolah tersebut bisa memaksimalkan proses kegiatan belajar mengajar (KBM) yang ada. “Pembahasan masih kami lakukan. Proses penerapannya akan dilakukan melalui peraturan bupati (perbup),” ungkap Kepala Disdikpora Trenggalek Totok Rudijanto.
Dia melanjutkan, untuk proses kapan turunnya perbup tersebut, disdikpora belum bisa memastikan. Itu lantaran hal tersebut perlu dilakukan penataan ulang, tujuannya ke depan agar keputusan yang diambil tidak berbuntut adanya polemik. Sebab, proses penggabungan sekolah akan diterapkan dengan memperhitungkan beberapa hal. Salah satunya soal faktor kedekatan lembaga pendidikan satu dengan yang lainnya. “Tentu tidak hanya melihat sekolah yang siswanya sedikit akan kami gabung, sebab ada pengecualian. Seperti apabila ada satu sekolah ditutup atau digabung, kemudian membuat siswa di sana tidak bersekolah karena jarak sekolah lain jauh, maka kendati siswanya sedikit akan dipertahankan,” katanya.
Karena itu dengan penggabungan tersebut, jumlah SD yang ada sekitar 437 akan berkurang. Nantinya secara bertahap, proses regrouping juga akan dilakukan pada SMP negeri dengan mempertimbangkan beberapa hal. Diharapkan dengan penggabungan SD negeri tersebut bisa menjadi solusi akan persoalan kekurangan jumlah pendidik dan tenaga kependidikan yang ada selama ini. Sebab, dengan banyaknya pendidik maupun tenaga pendidikan yang purnatugas, maka sejauh ini jumlahnya sangat terbatas.
Apalagi, saat ini organisasi perangkat daerah (OPD) tidak boleh lagi menerima tenaga honorer untuk menggantikan pegawainya yang pension, termasuk guru tidak tetap (GTT). Selain itu, ada wacana penghapusan tenaga honorer termasuk GTT yang saat ini tetap bertugas, pada tahun depan. “Tiap tahun selalu ada pendidik maupun tenaga kependidikan yang pensiun. Semoga dengan cara ini kekurangan tenaga yang ada bisa diminimalkan,” jelas mantan Kabag Organisasi Setda Trenggalek ini.(jaz/c1/rka)