Dalam seni bela diri karate. Perasaan kecewa dialami, tetapi dirinya tak menyerah begitu saja. Dia yakin bahwa hasil yang memuaskan pasti melalui proses yang menyakitkan. Arinda Bagus Sadewa memiliki tinggi badan di atas rata-rata teman-teman sepantarannya. Tingginya mencapai 165 sentimeter (cm) denBeberapa kali Arinda Bagus Sadewa gagal meraih prestasi gan postur tubuh yang ideal. Sadewa –panggilannya- kini sedang menempuh pendidikan tingkat sekolah menengah pertama (SMP) kelas VIII. Dia mengenal seni bela diri karate dari film animasi Kungfu Panda, yang pernah ia tonton sewaktu sekolah dasar (SD).
Film Kungfu Panda itulah yang menginspirasi Sadewa menekuni karate. Lantas ia meminta izin orang tua (ortu)-nya untuk mengikuti latihan seni bela diri asal Negeri Sakura tersebut. Tepat pada kelas V SD, Sadewa mulai berlatih karate. Jenis latihan yang didapat mayoritas adalah latihan fisik. Bagi Sadewa, latihan fisik cukup berat karena sering menguras energi dan meletihkan. Biarpun begitu, Sadewa menyadari latihan itu berdampak positif bagi kesehatan dan tumbuh kembang tubuhnya. Dia pun menikmati segala proses latihan sesuai arahan dari sensei/guru. Saat SD, Sadewa belum sekalipun pernah mengikuti ajang karate. Menurut Seno (ayah Sadewa, Red), mengikuti ajang karate itu tidak sembarangan. Ada kriteria khusus yang perlu dipenuhi. Di antaranya, pencapaian tingkatan yang ditandai dari warna sabuknya. “Misal kalau belum mencapai sabuk ini, itu belum bisa mengikuti lomba karate,” kata Seno, yang saat itu mendampingi Sadewa.
Memasuki jenjang kelas VII SMP, Sadewa mulai merintis prestasi pada ajang Kata Perorangan. Kata Perorangan merupakan karate yang lebih menonjolkan pada seni bela diri. Di ajang itu, kata Sadewa, ada banyak faktor yang menjadi poin penilaian. Mulai dari gerakan, ketangkasan, ketegasan, hingga kepiawaian. “Kata” dalam seni bela diri karate itu sudah diatur ke dalam pakem. Karena itu, gerakan “Kata” pada ajang semua karate sama. Guna merintis Kata Perorangan hingga mendapat prestasi itu, Sadewa butuh proses. Awal mengikuti ajang itu, dia tidak langsung meraih prestasi. Sadewa mengakui bahwa pernah kecewa dengan capaian itu. “Pernah kecewa dan putus asa. Sudah berlatih capek-capek ternyata hasilnya tidak sesuai ekspektasi,” ujar kakak yang memiliki adik perempuan itu.
Di titik itu, Sadewa sering mendapat masukan positif dari keluarga hingga teman-teman karatenya. Dia pun ingat kata-kata motivasi dari Ahmad Zigi Zaresta Yuda, seorang karateka asal Lombok, Nusa Tenggara Barat, yang berprestasi di kancah nasional hingga internasional. “Ketekunan saat latihan dan tidak mudah menyerah,” ungkap Sadewa, saat mengutip kata-kata dari idolanya itu. Terhitung setelah mengikuti ajang Kata Perorangan sampai keempat kalinya, Sadewa baru mulai meraih prestasi. Selama 2021-2022, ada beberapa prestasi yang ia raih. Misal, peringkat III Kata Perorangan di tingkat provinsi, nasional, dan internasional. Bagi Sadewa, pencapaian itu belum menjadi titik puncaknya. Dia mengaku masih perlu banyak berlatih sampai bisa mengejar idolanya. Di sisi lain, Seno selalu mendukung apa yang menjadi impian dari anak sulungnya itu. Namun, sebagai orang tua, dia berharap pengetahuan tentang seni bela diri itu tidak sampai disalahartikan dan disalahgunakan. “Saya selalu berpesan ke Sadewa, jangan sampai memandang rendah organisasi bela diri lain dan saling menghormati,” tuturnya.(*/c1/rka)
