KOTA BLITAR – Ratusan jamaah haji asal Bumi Penataran bakal tiba di Tanah Air. Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama Jawa Timur menjadwalkan jamaah tiba pada Sabtu (23/7) pekan depan. Namun, mereka harus mengikuti pengecekan kesehatan terlebih dahulu, sebelum lanjut pulang ke daerah masing-masing.
Kepala Seksi (Kasi) Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Blitar Endro Pramono mengatakan, pemeriksaan atau skrining berfungsi mengamati kondisi kesehatan jamaah. Terlebih usai beribadah di Arab Saudi. Tahap pengamatan ini bakal berlangsung sebanyak dua kali. Yakni, saat debarkasi di Surabaya dan Kabupaten Blitar.
“Datang, langung diperiksa. Kalau ada yang lebih tinggu suhunya, langsung PCR. Tapi kalau yang biasa, bakal diantigen,” ujar Endro Pramono, kemarin (18/7).
Ya, jamaah haji dengan gejala suhu tubuh melebihi 37,5 derajat celsius dan bergejala Covid-19, akan mengikuti uji usap polymerase chain reaction (PCR). Jika hasilnya positif, tenaga kesehatan (nakes) akan memisahkan jamaah dari rombongan. Perawatan bakal menyesuaikan dengan kondisi jamaah.
“Kalau tes antigen positif, maka akan PCR. Kalau masih positif, harus dipisahkan. Pulangnya tidak akan sama-sama bus alias rombongan,” lanjutnya.
Setibanya di rumah, jamaah masih harus periksa. Sebab, dikhawatirkan memiliki gejala terinfeksi penyakit. Endro menilai, pemantauan ini sudah dilakukan sejak sebelum pandemi. Tujuannya, mengantisipasi bilamana jamaah mengidap penyakit selain Covid-19.
Dia menyebut, bukan hanya Covid-19 yang berpotensi menyerang jamaah. Ada penyakit lainnya yang tak kalah berbahaya. Seperti Sars, Mers, hingga Meningitis. Endro meminta, selama perjalanan pulang, jamaah selalu menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), serta mematuhi protokoler kesehatan (prokes).
“Kalau 14 hari di rumah tidak ada gejala, tentu kartu pengecekan bisa diserahkan ke puskesmas masing-masing. Tapi jika bergelaja, maka harus lapor,” tambahnya.
Kasi Pemberangkatan Haji dan Umrah (PHU) Kantor Kemenag Kabupaten Blitar Hamim Thohari memastikan, kepulangan jamaah pekan depan bakal diperiksa kesehatannya. Yakni, melalui nakes saat debrarkasi. Dia menilai, ini sudah sesuai aturan pelaksanaan ibadah haji saat pandemi. Sehingga, bisa menjadi acuan musim haji berikutnya.
“Sesuai arahan, jamaah tetap melindungi diri sendiri. Karena ada prosedur yang pulang harus PCR yang punya gejala tertentu,” jelasnya.
Seperti diberitakan, 344 jemaah haji asal Bumi Penataran sudah melaksanakan ibadah di Arab Saudi. Mereka dijadwalkan tiba di tanah air pekan depan. Kondisi jemaah haji sehat, meski sebelumnya salah seorang jemaah mengalami stroke dan harus safari wukuf. (mg2/wen)