KOTA BLITAR – Calon jemaah haji (CJH) di Bumi Penataran mulai tersenyum lebar. Pasalnya, kuota pemberangkatan haji tahun ini diprediksi kembali normal. Itu menyusul kesepakatan antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi, Minggu (8/1) lalu.
Dalam kesepakatan itu, ada beberapa poin yang dibahas. Di antaranya terkait dibukanya kran jemaah haji, ketetapan kuota, hingga persyaratan pascakasus Covid-19 melandai. Meski begitu, kuota untuk CJH Kabupaten Blitar masih menunggu kebijakan daerah dan pusat. “Ini kabar baik dan angin segar untuk calon jemaah. Kami pun berharap agar situasi terus aman dan kuota bisa kembali normal,” ujar Humas Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Blitar Jamil Mashadi, kepada Koran ini kemarin (9/1).
Untuk diketahui, sebelum pandemi, pemberangkatan CJH Kabupaten Blitar berjalan normal. Kemenag selalu membagi penerbangan menjadi dua kloter dengan total sekitar 900 jemaah. Sayangnya, sejak Covid-19 mewabah pada 2020 lalu, kuota jemaah haji Kabupaten Blitar menyusut.
Jamil -sapaan akrabnya- mengaku, tahun lalu menjadi kali pertama Indonesia mengirim jemaah haji sejak pandemi. Jumlah jemaah haji yang berangkat dari Kabupaten Blitar pun terbatas. Yakni, hanya 337 orang dari total 816 jemaah.
Sedang sisanya, lanjut dia, terpaksa menunggu musim haji berikutnya. Dia menilai, ini tak lepas dari kebijakan Pemerintah Arab Saudi.”Kuota nasional sekitar 221 ribu. Kalau tahun ini kuotanya penuh, otomatis jemaah sisa tahun lalu tetap jadi prioritas tanpa mengesampingkan jemaah tahun ini,” sambungnya.
Pihaknya menyebut, bahwa turunnya kasus Korona membuat Arab Saudi melonggarkan beberapa pengetatan. Salah satunya, terkait pembatasan usia. Dia memastikan tahun ini jemaah lansia tetap bisa terbang ke Tanah Suci. “Tahun lalu yang bisa berangkat di bawah 65 tahun. Sedangkan lansia harus menunda hingga aturan tersebut dicabut,” terangnya.
Nah, meski sudah longgar, namun pemerintah tetap mewajibkan aturan vaksinasi Covid-19 dan pencegahan meningitis. Pihaknya menilai, ini untuk melindungi jemaah agar dapat beribahah secara khidmat. “Kami masih menunggu regulasi secara resmi dan utuh. Termasuk kuota yang akan dibagi. Yang pasti naik,” katanya, optimistis. (luk/sub)