TULUNGAGUNG – Seminggu setelah kejadian kecelakaan bus Harapan Jaya dengan kereta api (KA) Dhoho, pihak PO Harapan masih sibuk untuk mengurus para korban yang diakibatkan dari kecelakaan tersebut. Bahkan dari catatannya, pihak perusahaan tersebut telah mengeluarkan uang Rp 80 juta dalam menangani perkara ini.
Jumlah itu dari santunan dari semua korban meninggal dunia akibat kecelakaan maut, proses evakuasi bus saat kecelakaan dan ganti rugi warung kopi yang ditabrak bus Harapan Jaya usai ditemper KA Dhoho.
“Pukul 05.25 WIB saya ditelepon orang kantor jika ada kecelakaan maut di Desa Ketanon, Kecamatan Kedungwaru. Lalu saya suruh untuk foto, namun hanya terlihat bagian depan dari bus. Saya berpikir tidak terlalu parah,” ujar pengurus kecelakaan dari PO Harapan Jaya, Hari Setiawan.
Dia mengaku, juga dihubungi dari pihak kepolisian adanya kecelakaan tersebut, lalu dirinya langsung bergegas ke lokasi kejadian. Melihat bus dari perusahaanya terlihat rusak parah, dengan bodi depan dan belakang ringsek hingga kaca pecah. Hal itu sempat membuatnya lemas, namun dia tidak lepas tanggung jawab.
Sadar kecelakaan yang dialami oleh bus Harapan Jaya cukup berat, dia fokus untuk melakukan evakuasi dari bus tersebut agar perjalan kereta api dapat berlanjut. Bahkan dia menghubungi pihak derek untuk melakukan evakuasi, namun sayangnya hingga siang hari belum bisa di evakuasi. Bersyukurnya, pada sore hari pihak satlantas memanggil alat berat untuk mempercepat evakuasi.
“Saya sebenarnya ingin ke tempat para korban yang meninggal dunia hari kedua atau Senin (28/2). Namun saat itu dia diinstruksikan untuk menemani olah TKP pihak kepolisian. Baru hari ketiga datang ke keluarga pihak korban untuk mengucapkan berduka dan permohonan maaf mewakili Harapan Jaya,” ungkapnya ketika ditemui di warung kopi dekat lokasi kejadian.
Lalu, esok harinya dia baru mengunjungi pihak korban yang mengalami luka-luka yang sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Iskak. Bahkan pada Sabtu (5/3) Hari berkunjung ke rumah korban yang meninggal dunia untuk memberi santunan. Dari pihak PO Harapan Jaya memberikan santunan sebesar Rp 10 Juta tiap korban.
Sedangkan pihak korban yang mengalami luka-luka masih baru seorang saja yang menerima santunan, dengan atas nama Elsa diberikan bantuan Rp 750 ribu. Untuk korban luka-luka lainnya Hari mengunjunginya pada Senin kemarin. “Kami sebenarnya tiap bulan sekali telah mengadakan coffe break untuk memberi pengarahan dengan mengumpulkan para pengemudi bus. Pada acara itu juga mendatangkan pihak satlantas juga dinas perhubungan. Jadi kejadian ini kami jadikan evaluasi untuk evaluasi,” ungkapnya.
Menurut dia, pengemudi bus harapan jaya Bernama Septian Dhani ini telah menjadi sopir bus di PO Harapan Jaya sejak tahun 2018 lalu. Sehingga cukup berpengalaman jika untuk seorang sopir bus, namun dia tidak tahu si sopir paham jalur di sekitar lokasi kejadian.
Ketika disinggung rusaknya lokomotif KA Dhoho karena kecelakaan itu, pihaknya belum menjalin komunikasi dengan pihak KAI atas kerusakan itu. Karena pihak KAI juga hingga kini belum melakukan klaim terhadap kerugian kerusakan yang timbul dari kecelakaan maut itu.
Sementara itu, Humas DAOP 7 Madiun Ixfan Hendriwintoko masih terus melakukan pendataan kerugian dari kecelakaan itu. Dimungkinkan hingga ratusan juta, namun untuk pastinya menunggu selesainya perbaikan lokomotif usai diservis di Balai Yasa Jogjakarta.(jar/din)