KOTA BLITAR – Berbagai cabor beladiri Kabupaten Blitar tampil memuaskan di gelaran Porprov VII Jatim pertengahan tahun ini. Tapi ada harga yang harus dibayar oleh induk cabor, yakni ada beberapa atlet terpaksa menepi karena mengalami cedera.
Wushu, muaythai, kick boxing, tinju, dan pencak silat ada beberapa induk cabor beladiri yang ambil bagian di Porprov tahun ini. Meski tak merinci jumlah pasti atlet yang mengalami cedera, pihak Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Blitar membenarkan ada beberapa atlet beladiri yang mengalami cedera. “Mulai dari cedera ringan sampai yang bisa dikatakan serius,” kata Ketua KONI Kabupaten Blitar, Tonny Andreas.
Sejak Juli lalu, sejumlah atlet yang mengalami cedera mendapat perawatan intensif. Teranyar, dikabarkan sebanyak empat atlet mengalami cedera cukup serius. Mereka berasal dari cabor wushu dan muaythai.
“Karena pertandingannya beradu fisik, risiko cedera juga meningkat. Kami sadari itu, jadi kami segera melakukan pendataan dan memberi rujukan bagi atlet untuk melakukan pengobatan dan perawatan,” akunya.
Sayangnya, KONI tidak dapat menggunakan anggaran pembinaan tahunan untuk perawatan atlet. Sebab, hal ini memang tidak dianggarkan dalam draf pengajuan anggaran kepada pemerintah di akhir tahun lalu.
“Untuk pengobatan dan perawatan harus menggunakan biaya pribadi. Termasuk kami juga mengeluarkan anggaran pribadi untuk anak-anak yang cedera. Karena memang tidak bisa pakai anggaran pembinaan,” bebernya.
Saat ini, kondisi keempat atlet yang mengalami cedera kini berangsur membaik. KONI memilih untuk mengembalikan atlet ke induk cabor masing-masing. Tujuannya agar para atlet bisa segera diberi materi tambahan. “Tapi kami harapkan agar pelatih cabor bisa proporsional. Kalau ada atlet yang baru pulih dari cedera agar diberi materi yang tidak terlalu berat. Asal tetap berlatih,” pungkasnya. (dit/ady)