BLITAR – Zanwar Irfani masuk kategori remaja. Ini sedikit kontras dengan minat dan bakat yang dia geluti dalam bidang olahraga sik. Setumpuk medali sudah dikantongi warga Desa Mangunan, Kecamatan Udanawu itu dari cabang olahraga (cabor) tinju.
Biasanya bakat atau minat seseorang sudah terlihat sejak dini. Begitu juga dengan Zanwar Irfani. Meski tidak gemar bertengkar dengan rekan-rekan saat dia kecil, ada kecenderungan dia menggemari aktivitas yang melibatkan duel fisik. Sayang, lingkungan tidak begitu menunjang. Tidak ada yang memperkenalkannya pada olahraga fisik yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Akibatnya, dia baru mulai terlibat dengan pertandingan fisik saat beranjak remaja
Tepatnya ketika berusia 15 tahun. “Pertama laga itu ya di pencak dor (tarung bebas, Red) 2014 lalu,” ungkapnya.
Kegiatan yang masuk kategori budaya lokal itu biasanya digelar setahun sekali. Setiap tahun, Zanwar antusias ikut menyaksikan kegiatan tersebut. Biasanya dia mengajak pamannya untuk menonton. Lambat laun, Zanwar memberanikan diri untuk mengambil kesempatan menjajal fisiknya dalam pencak dor. Tak ada olahraga khusus. Zanwar hanya mengandalkan otot luar yang setiap hari terlatih karena menggembala atau memelihara kambing.
“Ternyata cukup menegangkan dan saya tertarik untuk itu,” ujarnya. Melihat antusiasme dalam olahraga fisik itu, beberapa orang keluarga lantas menyarankan untuk masuk pada cabang olahraga tinju. 2016, Zanwar langsung ikut dalam pertandingan.