TRENGGALEK – Senyum tipis dan malu-malu sebelum berkata. Hal itulah yang terpancar ketika Jawa Pos Radar Trenggalek menemui Kenzo Jati Muhammad Wiratama setelah keluar dari kantor Setda Trenggalek kemarin (2/11). Itu wajar dilakukannya, mengingat usianya yang baru menginjak 11 tahun sehingga agak malu-malu ketika berucap kepada orang yang baru dikenal. Saat itu dia beserta keluarganya baru saja menghadap Sekda Trenggalek Edy Soepriyanto yang memberikan motivasi ketika berada di Singapura. “Tadi Pak Edy (Sekda Trenggalek Edy Soepriyanto, Red) berpesan agar saya memanfaatkan peluang sebaik-baiknya untuk mewujudkan cita-cita sebagai pesepak bola profesional, sebab jarang anak yang bisa mendapatkannya,” ungkap Kenzo, sapaan akrabnya.
Benar saja, untuk mencapai dan terpilih menjadi salah satu pemain yang berangkat ke Negeri Singa (julukan Singapura) bukan hal yang mudah. Itu terlihat, dia mulai suka dan ikut latihan sepak bola di sekolah sepak bola (SSB) Poras Trenggalek sejak usia 7 tahun. Saat itu, setiap tiga kali dalam seminggu yaitu pada hari Selasa, Kamis, dan Minggu, dia melaksanakam latihan dengan bimbingan pelatih. Latihan tersebut mulai dari mengelola si kulit bundar mengenai kontrol, passing, crossing, dan sebagainya. Berkat latihan tersebut, akhirnya dia baru mengikuti kompetisi saat usianya belum ada sembilan tahun. “Saat mengikuti kompetisi itu sama pelatih dipercaya untuk mengisi posisi sayap kiri,” katanya.
Tak disangka, posisi tersebut cocok untuk dirinya, hingga menjadi pilihan utama setiap tim yang dibelanya. Mulai saat itu sudah tidak terhitung lagi jumlah kejuaraan atau kompetisi yang diikuti di berbagai wilayah, hingga membawa tim yang dibela meraih juara. Namun dari semua itu, yang paling berkesan adalah kejuaraan di Sidoarjo beberapa waktu lalu.
Ketika mengikuti kejuaraan daerah (Kejurda) Forum Pembina Sekolah Sepak Bola Indonesia (Fopssi), dia membela salah satu klub dari luar daerah. Saat itu ada seorang pencari bakat yang tertarik melihat permainannya karena berkontribusi banyak bagi tim tersebut. Tak ayal, pencari bakat tersebut langsung menawarinya untuk ikut bergabung guna memperkuat timnas pelajar Fopssi U-12, yang nantinya ambil bagian dalam Singa Cup di Singapura. Dari situ, setelah meminta izin kepada kedua orang tua, akhirnya kedua orang tuanya merestui. Saat itu dia langsung bergabung dengan tim untuk melakukan training center (TC).
Dalam melakukan TC tersebut, selain harus memahami komando dari pelatih, dia juga harus bisa beradaptasi dengan pemain lain dalam satu tim. Karena dalam satu tim tersebut terdiri dari anak kelompok usia di bawah 12 tahun dari berbagai daerah di Indonesia sehingga memiliki kepribadian dan karakter yang berbeda. “Syukurlah teman-teman enak diajak ngobrol, sehingga saya tidak kesulitan pada proses adaptasi itu,” imbuh anak pasangan suami istri Kapten Inf Bambang Subani dan Sinarwati ini.
Saat ini, dia melakukan berbagai persiapan untuk berangkat ke Singapura. Persiapan yang dilakukan selain proses pengurusan administrasi, juga terus menjaga kondisi tubuhnya dengan melakukan latihan rutin. Latihan yang dilakukan selain tetap aktif di SSB, juga latihan ringan mandiri untuk menjaga kebugaran tubuh. “Tidak lupa, saya juga terus berkoordinasi dengan teman-teman agar tidak ketinggalan pelajaran di sekolah,” jlentrehnya.
Sementara itu, ibu Kenzo, Sinarwati menambahkan, sejak kecil memang anaknya tersebut gemar bermain sepak bola dan ingin seperti sang idola, Cristiano Ronaldo. Karena itu, Kenzo memilih nomor punggung 7 yang identik dengan sang idola. Ibu Kenzo dan sang suami terus mendukung keinginan sang anak. Dukungan tersebut ditunjukan dengan terus mendampingi ketika anaknya bertanding di luar daerah. “Setiap main di luar daerah, saya selalu melihat untuk memberi dukungannya. Namun saat ini karena di luar negeri, Kenzo saya titipkan ke coach Danang (pelatih SSB yang membimbingnya sejak kecil) agar menemaninya,” jelasnya.(*/c1/rka)