KOTA BLITAR – Temuan tiga kasus suspek difteri di Bumi Penataran harus segera diantisipasi agar tidak sampai menyebar. Jika nanti hasil laboratorium positif, maka dampaknya cukup serius. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Blitar meminta masyarakat lebih ketat menerapkan protokoler kesehatan (prokes).
Subkoordinator (Subko) Surveilans dan Imunisasi Dinkes Kabupaten Blitar Endro Pramono mengatakan terus memantau perkembangan tiga warga yang kini dirawat di rumah sakit. Dinkes meminta masyarakat untuk menggunakan masker sebagai antisipasi. Terutama saat beraktivitas di ruang terbuka. “Karena masker efektif menyaring udara kotor yang akan masuk ke tubuh sehingga tidak sampai menyerang saluran pernapasan,” ujarnya kemarin (20/1).
Sebagai contoh, jelas dia, manfaat penggunaan masker begitu kentara sejak dua tahun terakhir yakni ketika wabah Covid-19. Berdasar pantauan dinkes, kasus infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) cenderung menurun. Penyakit ISPA di antaranya adalah batuk pilek, sinusitis, radang tenggorokan, laringitis, hingga pneumonia.
Selain menggunakan masker, upaya pencegahan lainnya yang bisa dilakukan yaitu mengonsumsi makanan sehat dan menjaga kebersihan. Namun, itu belum cukup untuk mencegah difteri. Seseorang juga harus mendapatkan vaksin khusus difteri terutama pada anak-anak.
Vaksin tersebut bernama DPT. Vaksin jenis ini bersifat mencegah penularan penyakit pertusis dan tetanus. “Usia anak kurang dari satu tahun wajib dapat vaksin DPT sebanyak tiga kali. Sedangkan usia 1-5 tahun wajib vaksin ulangan dua kali,” terangnya.
Sementara itu, lanjut Endro, difteri merupakan penyakit menular yang dapat disebarkan melalui batuk dan bersin. Seseorang yang terpapar umumnya mengalami gejala sakit tenggorokan dan masalah pernapasan. “Penyebab utama difteri yakni infeksi bakteri Corynebacterium diphteriae. Ini menyerang selaput lendir di hidung dan tenggorokan,” imbuh pria ramah ini
Terkait tiga temuan suspek difteri, pihaknya segera melacak sejumlah orang yang sebelumnya kontak erat dengan pasien. Itu dilakukan setelah hasil swab ketiga pasien keluar. “Kalau ada yang positif akan kami lakukan tracking dan vaksinasi ORI (outbreak response immunization),” tandasnya.
Untuk diketahui, dinkes menemukan tiga kasus suspek difteri. Dua dari Kecamatan Srengat dan satu lagi dari Kecamatan Kademangan. Dua kasus pada anak berusia 7 tahun dan satu kasus berusia 20 tahun. Sebagai antisipasi, ketiganya langsung dirujuk ke rumah sakit untuk penanganan medis lebih lanjut. (luk/c1/sub)