Friday, July 1, 2022
No Result
View All Result
Radar Tulungagung | Semakin Dekat dengan Pembaca
  • Home
  • Index Berita
  • Berita Daerah
    • Tulungagung
    • Blitar
    • Trenggalek
  • Peristiwa
  • Hukum dan Kriminal
  • Sosok
  • Pendidikan
  • Life Style
  • Sport
  • Home
  • Index Berita
  • Berita Daerah
    • Tulungagung
    • Blitar
    • Trenggalek
  • Peristiwa
  • Hukum dan Kriminal
  • Sosok
  • Pendidikan
  • Life Style
  • Sport
No Result
View All Result
Radar Tulungagung | Semakin Dekat dengan Pembaca
Home Opini
Ketergantungan Terhadap Media, Butuh atau Sekedar FOMO?

Oleh : Risma Nabila Ika Putri, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Muhammadiyah Malang

Ketergantungan Terhadap Media, Butuh atau Sekedar FOMO?

May 20, 2022
in Opini
0

DI era modern seperti sekarang, generasi muda Indonesia sedang senang-senangnya dikelilingi dengan inovasi teknologi yang sangat canggih. Hal ini menyebabkan generasi ini menjadi ketergantungan dengan media sosial. Tapi dibalik semua itu pasti terdapat tujuan atau hanya sekedar alasan bahwa mereka memiliki sifat FOMO terhadap suatu keadaan sehingga membuatnya memiliki ketergantungan terhadap media sosial. Jika mereka memang membutuhkan sosial media untuk kepentingan positif, mereka hanya akan membutuhkan waktu bermain ponsel selama kurang lebih 5-6 jam. Apabila melebihi batas waktu tersebut, bisa dikatakan bahwa kalian memiliki sifat FOMO.

Apa Itu FOMO? 

FOMO (Fear of Missing Out)  adalah sindrom yang membuat seseorang merasa takut dan khawatir ketinggalan tren yang sedang ramai terjadi. Bukan hanya khawatir ketinggalan tren, namun semua aspek kehidupan yang membuat seseorang merasa khawatir tertinggal atau kurang update bisa termasuk dalam sindrom ini. Seperti aktivitas sosial, status sosial, pekerjaan, dan kondisi lainnya. 

Penyebab FOMO? 

Menurut psikolog klinis, Lauren Hazzouri, penyebab seseorang  fear of missing out mendorong seseorang untuk selalu memenuhi standar lingkungannya. Ini membuat seseorang mengambil keputusan tanpa berpikir panjang. Orang yang memiliki gangguan kecemasan atau depresi bisa juga mengalami FOMO. Mereka yang mengalami FOMO juga cenderung lebih “konsumtif” dalam bermedia sosial. Bisa dikatakan bahwa sosial media dijadikan wadah pelarian atas rasa kurangnya rasa bahagia. Sering kali pelarian ini justru membuat mereka semakin merasa rendah diri. Karena melihat postingan teman yang punya kehidupan “sempurna” yang memunculkan rasa rendah diri dan iri. Mereka yang mengalami hal ini sangat suka bersaing, ingin terlihat eksis serta senang dilihat banyak orang bahwa dia bahagia dan berguna bagi orang lain karena setiap aktivitasnya selalu dibagikan ke sosial media seolah-olah menjadi wow atau lebih menarik daripada orang lain. Dengan kegiatan yang dia lakukan,dia akan merasa lebih puas, berharga dan bahagia. 

Sindrom atau kegiatan seperti ini dipicu oleh ketergantungan individu terhadap media. Ada teori yang diperkenalkan oleh Melvin DeFleur dan Sandra Ball-Rokeach yaitu Teori Ketergantungan Media (Media Dependency Theory) adalah teori yang menjelaskan bagaimana manusia mempunyai ketergantungan kepada media massa. 

Menurut Rahmi Mulyasih dalam jurnalnya yang berjudul Dependency Media Pada Masyarakat Indonesia (2013), menjelaskan beberapa asumsi mengenai teori ketergantungan media. Berikut asumsinya: 

  • Jika media mempengaruhi individu, hal itu karena media memenuhi kebutuhan dan keinginan individu, bukan dikarenakan media menggunakan beberapa pengawasan pada setiap individu. 
  • Individu menggunakan media dalam bagian yang besar menentukan berapa banyak media akan mempengaruhi individu, misalnya semakin individu tergantung pada informasi dari media semakin besar kemungkinan media akan mempengaruhi sikap, kepercayaan, dan bahkan tingkah laku individu. 
  • Karena peningkatan kompleksitas masyarakat modern tergantung banyak pada media untuk membantu memahami dunia, membantu individu membuat keputusan yang memperkenankan individu menanggulangi kehidupan yang lebih baik. 
  • Individu yang memiliki kebutuhan yang lebih banyak akan informasi, pelarian atau fantasi akan lebih dipengaruhi oleh media dan mempunyai ketergantungan media yang lebih besar.

Dengan demikian kita harus bisa mengatasi hal seperti ini, cara yang pertama adalah mulai membatasi penggunaan sosial media, hal ini bisa membantu sedikit demi sedikit kegiatan negatif atau toxic diluar sana.  Kedua, fokus pada kelebihanmu, karena bersyukur dan fokus pada diri kita atau kelebihan kita itu bisa membuat kedamaian tersendiri dengan diri kita. Ketiga membangun koneksi dan relasi, dengan memperbanyak koneksi dapat membuat kita teralihkan dari kegiatan-kegiatan tidak penting dan digantikan dengan kegiatan positif. Dan yang terakhir adalah mengubah persepsi dengan cara libur sosial media (media social detox). Meskipun cara ini cara yang paling susah dan berat untuk konsisten, tapi bila dalam diri kita ingin melakukan suatu perubahan positif pasti seiring berjalannya waktu cara ini bisa menjadi mudah. (*)

Tags: kabupaten tulungagungkota tulungagungperistiwa tulungagungradar mataramanradar tulungagungtulungagungtulungagung hari initulungagung update
ShareTweetSendShareShare
Previous Post

Bupati Maryoto Pimpin Peringatan Harkitnas ke 114 tahun di Tulungagung.

Next Post

PTPN X Gelar Serah Terima CSR di Desa Batangsaren

Related Posts

Kontroversi Podcast Gay Deddy Corbuzier

Kontroversi Podcast Gay Deddy Corbuzier

by Mimin RaTu
18 May 2022
0
370

PERKEMBANGAN teknologi komunikasi adalah sebuah proses adanya perubahan media di...

Dilema Demokrasi di Indonesia Melalui Wacana Penundaan Pemilu 2024

by Editor RaTu
12 May 2022
0
280

Demokrasi merupakan sebuah sistem pemerintahan yang dianggap sempurna dan menjadi...

Vandalisme Merusak Etika dan Estetika Moral Kebangsaan

Vandalisme Merusak Etika dan Estetika Moral Kebangsaan

by Editor RaTu
11 May 2022
0
1.3k

Oleh : Zaituninda Nur Arifina Mengulak kembali masalah vandalisme yang...

Load More
Next Post
PTPN X Gelar Serah Terima CSR di Desa Batangsaren

PTPN X Gelar Serah Terima CSR di Desa Batangsaren

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

LPj BUMDes Banaran Sakti 2021, Berharap 2022 Makin Meningkat Pendapatannya dan Bisa Sejahterakan Warga Banaran

Bosan Jadi Karyawan, Aji Catur Pamungkas Pilih Jadi Bos Kuliner

4 months ago
125
Jajanan Rambut Nenek Melegenda, Manis dan Lembut saat Masuk Mulut

Aswin Tatak Mandiri, Spesialis Motor Injeksi, Relasi Luas, Kunci Kembangkan Usaha

4 months ago
1.1k

Popular News

    Facebook Instagram Twitter Youtube

    Radar Tulungagung

    Jawa Pos Radar Tulungagung adalah media yang memiliki 4 wilayah edar yaitu Tulungagung, Kabupaten Blitar, Kota Blitar dan Trenggalek.

    Category

    Currently Playing

    © 2022 PT Tulungagung Intermedia Digital

    No Result
    View All Result
    • Home
    • Index Berita
    • Berita Daerah
      • Tulungagung
      • Blitar
      • Trenggalek
    • Peristiwa
    • Hukum dan Kriminal
    • Sosok
    • Pendidikan
    • Life Style
    • Sport

    © 2022 PT Tulungagung Intermedia Digital