TULUNGAGUNG – Meskipun dalam masa pandemi Covid-19, tidak menyurutkan kreativitas Puguh Zanuar Riyanto. Pemuda asal Desa Sobontoro, Kecamatan Boyolangu ini meraup keuntungan jutaan rupiah dari membuat layangan gapangan.
Berawal dari pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dialaminya pada tahun 2019, akibat pandemi Covid-19 yang muncul pada tahun itu. “PHK bukan akhir dari segalanya, masih ada sumber penghasilan lainnya, yang penting bersungguh-sungguh pada bidang yang ditekuni pasti nanti ada jalan keluar,” tambahnya.
Dia mengatakan, dengan keadaan yang ada, muncul ide darinya yakni membuat layangan gapangan untuk mencari penghasilan lainnya. Ditambah karena layangan gapangan merupakan hobi Puguh sejak kecil, berbisnis layangan gapangan adalah hobi yang mendatangkan keuntungan.
Dia bercerita, awal mula menjual dan berbisnis layangan gapangan adalah karena ada pesanan dari temannya dari luar kota untuk membuatkan layangan gapangan.
Sementara itu, selama pandemi Covid-19 ini, dia mengaku ramai pesanan layangan gapangan. Pesanan yang datang berasal dari pehobi layangan dari berbagai daerah di Tulungagung maupun dari luar Tulungagung yaitu Jombang, Lamongan, Tangerang, sampai Jambi dan daerah lainnya.
“Kisaran harga antara Rp 700 ribu sampai yang termahal mencapai Rp 4 juta, tergantung pesanan yang diinginkan pembeli,” katanya.
Disinggung tentang kendala yang dihadapi dalam usaha yang dilakukan, dia mengaku, cuaca dan bahan baku layangan. Karena ketika musim hujan pesanan akan sepi. Selain itu, karena pembuatannya dilakukan di depan rumah (outdoor). “Jadi kalau terjadi hujan pengerjaannya harus berhenti dulu, setelah hujan baru bisa dilanjutkan,” katanya.
Bahan baku berupa bambu yang berkualitas bagus untuk membuat layangan gapangan, sudah mulai susah ditemui. Bambu yang berkualitas bagus juga merupakan hal penting, karena dapat menentukan kualitas layangan pada saat diterbangkan.
Dia menjelaskan, selain untuk dijual, layangan yang dibuat juga dipergunakan untuk kontes layangan gapangan. Kontes yang diikuti juga sebagai sarana promosi layangan yang dibuat kepada pehobi lainnya. Selain itu, juga untuk sarana silaturahmi antar pehobi layangan gapangan, baik di dalam atau di luar Tulungagung. (mg1/c1/din/dfs)