Sunday, May 29, 2022
No Result
View All Result
Radar Tulungagung | Semakin Dekat dengan Pembaca
  • Home
  • Index Berita
  • Berita Daerah
    • Tulungagung
    • Blitar
    • Trenggalek
  • Peristiwa
  • Hukum dan Kriminal
  • Sosok
  • Pendidikan
  • Life Style
  • Sport
  • Home
  • Index Berita
  • Berita Daerah
    • Tulungagung
    • Blitar
    • Trenggalek
  • Peristiwa
  • Hukum dan Kriminal
  • Sosok
  • Pendidikan
  • Life Style
  • Sport
No Result
View All Result
Radar Tulungagung | Semakin Dekat dengan Pembaca
Home Sosok
Kisah Suyoto, Generasi Keempat Penjaga Candi Mirigambar

TURUN TEMURUN: Suyoto saat berada di Candi Mirigambar, Desa Mirigambar, Kecamatan Sumbergempol.(FAJAR RAHMAD ALI WARDANA/RATU)

Kisah Suyoto, Generasi Keempat Penjaga Candi Mirigambar

February 8, 2022
in Sosok
0

TULUNGAGUNG – Suyoto yang merupakan generasi keempat sebagai keluarga pengelola Candi Mirigambar, dikenal cukup telaten. Dia paham sejarah hingga tiap tahun melayani mahasiswa yang melakukan penelitian terhadap candi.

Pada perbatasan Kecamatan Sumbergempol dan Ngunut ternyata terdapat bangunan bersejarah, meskipun bangunannya kecil. Yakni Candi Mirigambar, di Desa Mirigambar, Sumbergempol. Lokasi candi ini cukup unik karena berada di posisi sudut lapangan desa sebelah selatan.

Candi yang baru saja dipugar pihak Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan ini, terlihat rapi dengan batu bata yang berwarna merah. Meskipun terdapat beberapa relief yang memang telah lama tampak retak, hal itu tidak dapat diotak-atik lagi karena ditakutkan dapat merubah struktur dari bangunan candi itu sendiri.

“Selama Covid-19, saya menutup Candi Mirigambar ini. Ya bersyukur pemugaran yang dilakukan selama 10 bulan itu pada pertengahan pandemi sehingga tidak mengganggu pengunjung,” ujar Suyoto.

Namun sejak Januari kemarin, dia telah membuka lagi Candi Mirigambar untuk dapat dinikmati masyarakat. Setiap hari stand by sejak pagi pukul 06.30 WIB hingga azan Duhur berkumandang. Setelah itu, dia beraktivitas seperti masyarakat lain yaitu bertani dan mencari rumput untuk ternak kambingnya.

Pria 50 tahun ini menjadi juru pelihara Candi Mirigambar sejak 2010. Pekerjaan ini dia perolah karena keturunan, dan Suyoto merupakan generasi keempat yang mengelola bangunan bersejarah ini setelah bapaknya. Diperkirakan, keluarganya telah mengelola candi ini sejak zaman buyutnya atau lebih dari 100 tahun.

“Saya senang bila masyarakat sekitar atau pengunjung merawat Candi Mirigambar dengan membersihkan atau tidak membuang sampah. Namun, saya kerepotan bila musim hujan sebab terdapat banyak lumut di bangunan candi,” terangnya.

Menariknya, setelah adanya pemugaran bangunan candi dan pemberian pagar baru, banyak masyarakat yang penasaran. Suyoto beberapa kali melihat masyarakat datang ke Candi Mirigambar untuk mengetahui perkembangan setelah dipugar. Meskipun pengunjung candi tidak seramai saat sebelum korona dulu, namun dia senang bangunan sejarah masih diminati.

Terbukti bila tiap tahun pasti ada mahasiswa yang melakukan penelitian terhadap Candi Mirigambar. Bahkan Suyoto siap sedia melayani, terakhir kali ada mahasiswa dari Universitas Gajah Mada (UGM) yang penasaran dengan cara mengatasi lumut pada candi. Selain itu, mahasiswa Universitas Islam Kadiri (UNISKA) juga pernah meneliti perihal lokasi candi. Tidak hanya itu, ada mahasiswa dari Malang, Surabaya hingga Jember yang penasaran sejarah Candi Mirigambar.

“ Sebelum dilakukan pemugaran, saya sering melihat ritual yang dilakukan umat Hindu di Candi Mirigambar. Seringnya tanpa sepengetahuan saya, ya tahu-tahu ketika pagi terdapat sesajen pada area candi,” kenang Suyoto.

Candi Mirigambar telah ada sejak 1310 tahun Saka yang ternyata diduga melewati zaman tiga kerajaan, yakni kerajaan Kadiri, Singasari, dan Majapahit. Hal ini berdasarkan temuan tiga angka tahun yang ada di sekitar candi.

Selain itu, pada relief yang ada di Mirigambar ini bercerita tentang Panji Wasengsari dari kerajaan Jenggala. Dia dikisahkan memperjuangkan kisah cintanya dalam memperebutkan Dewi Sekartaji atau Candrakirana dari Kerajaan Kadiri. Pangeran Panji harus bertempur dengan sesosok raksasa untuk mempertahankan Dewi Sekartaji. Akhir cerita peperangan tersebut dimenangkan oleh Pangeran Panji.

Selain berkisah tentang cerita Panji, candi ini dulunya juga berfungsi sebagai tempat pemujaan terhadap dewa bagi penganut agama Hindu. Hal ini berdasarkan temuan adanya beberapa lambang yang ditengarai sebagai tempat pemujaan.

“Selain berkisah tentang Panji, dari mitos yang beredar di masyarakat, Candi Mirigambar ini pernah disinggahi oleh Angling Dharma. Karena itu, masyarakat juga menyebut bangunan sejarah ini sebagai Candi Angling Dharma,” pungkasnya. (*/c1/din)

 

Tags: kabupaten tulungagungkota tulungagungperistiwa tulungagungradar mataramanradar tulungagungtulungagungtulungagung hari initulungagung update
ShareTweetSendShareShare
Previous Post

Imun Tubuh Menurun, Cuaca Kontributor Penambahan Kasus Korona di Kabupaten Blitar

Next Post

Sehari Dua Nyawa Melayang di Jalur Tulungagung – Blitar

Related Posts

Muhammad Rifa’i Dilantik Jadi Wakil Ketua DPRD Kabupaten Blitar

Cantiknya Sinsel Bergaya di Depan Kamera

by Radar Blitar Jawa Pos
28 May 2022
0
110

KOTA BLITAR - Meluapkan kebahagiaan, bagi Sindi Sasela merupakan hal...

Kreativitas Aris Mujawat, Warga Blitar Ubah Barang Bekas Jadi Berkelas

Kreativitas Aris Mujawat, Warga Blitar Ubah Barang Bekas Jadi Berkelas

by Radar Blitar Jawa Pos
27 May 2022
0
181

KABUPATEN BLITAR - Barang bekas pakai bisa jadi “emas” bagi...

Waduh, Kesadaran Tertib Lalu Lintas Rendah

Ini Kreativitas Moh Nahar Agung Budoyo Ubah Tampilan Buah Lebih Mewah

by Radar Blitar Jawa Pos
27 May 2022
0
161

KABUPATEN BLITAR - Bekas ukiran berceceran di lantai. Bukan mengukir...

Load More
Next Post
Kisah Suyoto, Generasi Keempat Penjaga Candi Mirigambar

Sehari Dua Nyawa Melayang di Jalur Tulungagung - Blitar

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Dewan Kehormatan dan Pengurus PMI Kabupaten Trenggalek Resmi Dilantik

Kecamatan Sananwetan Terima DBHCHT, Harap Ada Pelatihan hingga Bantuan Permodalan

6 months ago
295
Bupati Maryoto: Pajak untuk Pembangunan Daerah

Bupati Maryoto: Pajak untuk Pembangunan Daerah

3 months ago
824

Popular News

    Facebook Instagram Twitter Youtube

    Radar Tulungagung

    Jawa Pos Radar Tulungagung adalah media yang memiliki 4 wilayah edar yaitu Tulungagung, Kabupaten Blitar, Kota Blitar dan Trenggalek.

    Category

    Currently Playing

    © 2022 PT Tulungagung Intermedia Digital

    No Result
    View All Result
    • Home
    • Index Berita
    • Berita Daerah
      • Tulungagung
      • Blitar
      • Trenggalek
    • Peristiwa
    • Hukum dan Kriminal
    • Sosok
    • Pendidikan
    • Life Style
    • Sport

    © 2022 PT Tulungagung Intermedia Digital