NGANTRU, Radar Tulungagung – Tidak jarang seseorang menekuni hobi antimainstream. Seperti yang dilakukan Zaenal Arifin, warga Desa Bendosari, Kecamatan Ngantru. Dia beternak ular dari berbagai jenis hingga pembelinya dari luar negeri. Selain itu, usahanya ini banyak peminatnya ketika pandemi korona melanda.
Dia memiliki rumah dengan pagar warna hitam yang menjulang tinggi sekitar dua meter lebih. Namun pagar itu ternyata masih dapat dilewati oleh pencuri pada Sabtu lalu (13/11) yang berhasil mencuri 15 ekor ular miliknya. Hingga mengalami kerugian hingga Rp 133 juta
Baca juga Maling Ulo Ratusan Juta Rupiah, Dua Pria Ngunut Dibekuk
Dia menceritakan awal mula kecintaannya terhadap hewan reptil itu, karena hobi namun kini menjadi lada rezeki baginya. Hobi bermain dengan ular ini dimulai sejak tahun 2008 silam. Dia saat itu sangat menyukai binatang reptil utamanya ular. Bahkan berbagai macam ular disukainya, sehingga lama-lama hal itu menjadi hobi.
“Barulah tujuh tahun yang lalu pada tahun 2014 saya mulai berternak ular karena sebelumnya sudah punya dan sebagian ular pernah saya coba kawin silang hingga punya anak, jadi sekalian diternakkan,” katanya.
Zaenal mengungkapkan, sejak tujuh tahun yang lalu itu, dia hanya mengawinkan ular jenis phyton reticulatus (sanca kembang) saja. Meski dia sempat memelihara ular berbisa, namun dia khawatir jika nantinya ular itu lepas dan berbahaya bagi keluarganya. Hal tersebut membuat dia hanya fokus untuk mengembangbiakkan ular sanca. Bahkan kini, dia memiliki sekitar 30 indukan yang berasal dari lokal maupun luar negeri.
Menurut dia, selama menjalankan bisnis ini, pasar yang disasarnya tidak hanya di Tulungagung saja, namun hingga ke luar kota termasuk kota-kota besar seperti Surabaya, Jakarta, Semarang bahkan sampai luar pulau. “Sumatera, Kalimantan, Papua juga ada. Kalau luar negeri terbanyak di Malaysia, Singapura, Philipina dan Thailand. Mereka tahu saya menjual dari media sosial. Beberapa tahu dari sesama komunitas,” ungkapnya.
Dia menceritakan, setiap satu bulan perawatan seluruh hewan ternaknya mulai dari makan hingga membersihkan kandang butuh biaya Rp 3 juta. Uang tersebut kebanyakan dia habiskan untuk membeli pakan mulai dari ayam, kelinci, bebek hingga kambing. Pakan tersebut tentunya untuk ular indukan. Sedangkan untuk anakan, dikarenakan ukurannya masih kecil dan hanya memerlukan makanan yang kecil pula seperti burung puyuh ataupun tikus putih. Selama menjalankan peternakan ular piton ini, dia pernah paling mahal pernah menjual ular seharga Rp 100 juta. Itu merupakan ular jenis piton albino yang masih berumur dua bulan. (jar/din/dfs)