TULUNGAGUNG – Kepala SMAN 1 Boyolangu (Smaboy), Muji Rahayu memenuhi panggilan bupati Tulungagung Senin siang (31/1) kemarin. Pria berkumis itu menjelaskan kronologi munculnya klaster korona di sekolahnya.
“Senin (24/1) kita sudah melapor ke dinas dan satgas. Dan hari ini (kemarin, Red) kita sampaikan lagi hasil dan sikap kami menindaklanjuti kasus ini,” kata Muji Rahayu ditemui di Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso, kemarin.
Dia menjelaskan, sejauh ini pihaknya telah menyikapi kasus tersebut sesuai standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku. Bahkan mulai Senin kemarin (31/1) sudah mengalihkan seluruh pembelajaran di kelas menjadi daring. Hal ini dilakukan untuk memutus sebaran Covid-19 agar tidak meluas.
“Walaupun sudah dilakukan pelacakan, namun sesuai arahan untuk sementara dialihkan daring hingga Jumat (4/2) mendatang,” jelasnya.
Sementara itu, kata Muji upaya perluasan tracing didapati tambahan tiga siswa yang terpapar korona. Dengan demikian, jika ditotal dengan temuan awal Senin (26/1) lalu ada 12 siswa SMAN 1 Boyolangu yang terkonfirmasi Covid-19. Semuanya kini sudah menjalani isolasi.
“Kondisinya baik-baik. Mereka sekarang menjalani isolasi,” tuturnya.
Disinggung sumber penularan, pihaknya tidak mengetahui secara detail. Namun dia menegaskan tidak ada aktivitas keluar kota ataupun menerima tamu dari luar kota. Sedangkan pengawasan protokol kesehatan (prokes) Covid-19 juga sudah dilakukan secara ketat. “Tidak ada (tamu dari luar kota atau aktivitas di luar kota),” pungkasnya.
Di tempat berbeda, Bupati Tulungagung Maryoto Birowo mengatakan, pengalihan pembelajaran dari tatap muka ke daring sudah keharusan bagi sekolah yang terjadi transmisi. Namun demikian dia meminta sekolah lain untuk lebih memerhatikan prokes anak didik dan juga tenaga pengajar agar tidak terjadi penularan atau klaster. Selain itu, sekolah juga diminta untuk lebih selektif dalam menyelenggarakan acara yang melibatkan guru dan siswa untuk meminimalisasi risiko penularan virus korona.
“Yang penting prokes. Jadi kita tak ingin, kasus ini terus meluas. Terlebih memang prediksi menteri kesehatan sudah mulai terlihat faktanya, ditunjukan dari peningkatan kasus perharinya,” tandasnya.
Sisi lain, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung, dr Kasil Rokhmad mengatakan hasil uji laboratorium terhadap enam sampel belum keluar. Sebut dia, uji laboratorium bisa memakan waktu lebih dari lima hari. Karena kini sudah mulai banyak yang mengujikan sampel untuk mengantisipasi varian baru Covid-19.
“Normalnya lima hari. Namun karena kini banyak kasus ya, dan banyak daerah yang juga mengujikan sampel, jadi mungkin lebih lama,” katanya.
Sampel yang dikirim sebut Kasil memiliki CT velue yang rendah. Yakni dibawah 30. Sehingga perlu dipastikan strain dari virus tersebut untuk mewaspadai kasusnya.
“Sebenarnya kita malah lebih khawatir jika lonjakan kasus ini merupakan varian delta. Karena varian tersebut memiliki fatality rate tinggi, hospitalisasinya juga tinggi,” katanya.
Namun demikian, varian Omicron tetap harus diwaspadai dan dikendalikan meski case fatality rendah. Untuk itu, dia mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga prokes Covid-19 di setiap aktivitas. Serta bagi masyarakat yang belum vaksin untuk segera melakukan vaksinasi. Sebab, dari vaksinasi terbukti menurunkan tingkat risiko fatal bila terpapar Covid-19.
“Jadi poinnya peningkatan (kasus Covid-19) harus disikapi dengan tetap menjaga protokol kesehatan,” tandasnya. (lil/din)