Tulungagung– Dengan memperkuat lokalitas, Jawa Pos dengan 19 Jawa Pos Radar (JPR) di dalamnya optimistis media surat kabar akan tetap bertahan. Dipastikan, tahun ini dan tahun akan datang selalu ada pembaruan yang dihadirkan kepada para pembaca.
Direktur Utama Jawa Pos Koran, Leak Kustiyo, optimistis bahwa media surat kabar akan tetap hidup manakala dikelola dengan kedisiplinan dan kreativitas tinggi. Optimisme itu disertai kesadaran adanya perkembangan-perkembangan baru. Yakni, tuntutan konten masyarakat mengalami perubahan dari sebelumnya.
“Istilahnya meningkat dari sebelumnya informasi biasa saja, kini tuntutannya harus bertambah. Selain informasi aktual serta baru, masih butuh hal-hal lain dalam surat kabar agar tetap menarik,” katanya setelah memimpin Rapat Triwulan IV tahun 2022 Jawa Pos Radar, di Hotel Lojikka Tulungagung, kemarin (24/1).

Pada awal tahun ini, tulisannya berjudul “Koran dan Radio terus Berjuang” memberikan semangat bagi setiap pekerja media surat kabar untuk terus berkarya.
Menurut dia, koran tetap hebat karena menjadi parameter berita menarik dan sudah berlangsung selama berabad-abad. Koran, dalam perjalannya layaknya kehidupan, berjalan biasa dengan matahari terbit dari timur dan tenggelam di ufuk barat.
“Tapi, gelombang bagaimana ilmu di dalam koran itu ditekuni tidaklah datar. Jadi, ada suatu era di dalam institusi media. Awak di dalamnya serius dalam memegang dan menerapkan parameter berita-berita menarik,” tegasnya.
Lalu, bagaimana parameter-parameter yang ada dijalankan oleh Jawa Pos beserta 19 JPR yang ada? Dia menjawab, pertama bahwa sebuah berita akan menarik apabila mengandung kedekatan dengan pembaca. Dalam hal ini lokalitas sudah pasti, tetapi yang menariklah yang harus terus dicari. Di sisi lain, Jawa Pos memiliki sebuah slogan “Selalu Ada Yang Baru”, yang menjadi parameter tersendiri apabila awak di dalamnya menemukan sebuah berita yang menarik untuk masyarakat.
“Kita harus bisa memilih berita yang memiliki unsur kebaruan dan paling menarik. Itu dipegang terus, hingga sebenarnya kita bisa terus menjaga kualitas dalam standar yang baik,” katanya.
Tantangan selanjutnya adalah mencari dan mengeksplorasi sebuah rubrikasi baru. Tentu dalam kentalnya balutan lokalitas dari masing-masing JPR yang tersebar di Pulau Jawa dan Bali. Dapat dipastikan, hal tersebut akan menjadi kekuatan tersendiri bagi sebuah JPR karena tidak akan dieksplorasi dengan media-media mainstream lainnya. Memang sebuah detail dan ketekunan untuk mengemas pemberitaan wajib terus diperkaya.
“Yang harus diperkuat dari masing-masing JPR adalah konten lokal. Contohnya di Tulungagung punya menu masakan khas dan berbeda dari lainnya. Kekhasan itu bisa dibangun dalam bidang apa saja, tinggal bagaimana kita bisa menemukannya. Termasuk para perajin marmer hebat berkumpul di Tulungagung, maka keunikan dari setiap perajin itu bisa ditemukan,” jelas Leak, sapaan Leak Kustiyo.
Termasuk tahun 2023 ini, dia memastikan akan terus ada hal baru yang dibawa Jawa Pos. Apalagi, hal itu ditunjang dengan perubahan situasi setelah pandemi Covid-19 sehingga masyarakat bisa lebih bebas dari sebelumnya. Dua tahun dalam kekangan pagebluk, kebebasan yang telah direngkuh kembali akan dimanfaatkan betul untuk mengeksplorasi segala hal, seperti dalam wisata maupun kuliner.
“Kita tidak boleh jatuh pada hal-hal yang sifatnya general agar tetap mempunyai sebuah daya tarik bagi masyarakat,” pungkasnya. (nul/c1/din)