ePaper Radar Tulungagung | Semakin Dekat dengan Pembaca
Tuesday, March 28, 2023
  • Home
  • ePaper
  • About Us
  • Contact
  • Career
No Result
View All Result
  • Home
  • ePaper
  • About Us
  • Contact
  • Career
No Result
View All Result
ePaper Radar Tulungagung | Semakin Dekat dengan Pembaca
No Result
View All Result
Home Headline

Korban Harjay Maut Peluk Erat Anak sebelum Meregang Nyawa

by Anggi Septian Andika Putra
in Headline, Trenggalek
0

TULUNGAGUNG – Tak ada pesan atau firasat dari keluarga korban meninggal atas kecelakaan bus Harapan Jaya (Harjay) dan kereta api (KA) Dhoho. Pasangan suami istri (pasutri) Evi Mafidatul Afifah, 32, dan Guntur, 35, warga Desa Batangsaren, Kecamatan Kauman, turut jadi korban meninggal. Mereka meninggalkan dua anak laki-laki yang usianya masih balita.

Kakak pertama dari Evi, Susilo mengatakan tak ada kata atau pesan apa pun yag disampaikan almarhum dan almarhumah. Mereka hanya berpamitan kepada keluarga bahwa akan liburan bersama rekan kerja ke Kota Batu. “Pihak keluarga juga tak ada yang merasakan firasat buruk atau mimpi sebelumnya, semua berjalan baik baik saja,” katanya.

Dia melanjutkan, mendapat kabar kecelakaan dari salah satu kerabat yang selamat dari kecelakaan tersebut. Tak butuh waktu lama, keluarga besar langsung menuju ke tempat kejadian perkara (TKP) dan mendapati korban Evi telah berpulang kepada yang maha kuasa, korban Guntur yang saat kejadian kondisinya kritis, dan dua anak balita dari keduanya yang menangis menjerit.

“Menurut cerita yang saya dapat, Guntur dan Evi memeluk erat anak masing-masing, anak-anak yang masih balita selamat dalam kejadian tersebut, namun adik saya yang terakhir, Evi harus meregang nyawa di tempat kejadian,” katanya.

Dia melanjutkan, korban Guntur sempat kritis dan dirujuk ke RS Saiful Anwar Malang untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Namun setelah menjalani perawatan, nyawanya tak tertolong. “Padahal adik saya Guntur meninggal karena kecelakaan, saya heran kenapa saat meninggal menjadi positif Covid-19,” tuturnya.

Dia mengatakan, pemakaman Guntur harus dilakukan dengan cara Covid-19, jenazah tidak boleh diturunkan dari mobil ambulans. Para petugas juga mengenakan APD lengkap saat pemakaman.

Korban meninggal atas nama Evi dan Guntur meninggalkan dua anak yang masih balita. Khiar, 4, dan Hattaf, 2, harus rela ditinggalkan kedua orang tuanya akibat kejadian nahas Minggu kemarin.

Ke depannya, kedua balita tersebut akan diasuh oleh keluarga dari Evi, karena setiap harinya kedua bocah tersebut biasa dititipkan kepada bude. “Setiap ditinggal bekerja oleh keluarganya, dua anak itu dititipkan di keluarga sini. Budenya yang merawat, bahkan sangking akrabnya keduanya memanggil budenya tersebut dengan sebutan ibu,” katanya. (mg1/c1/din)

 

Tags: kabupaten tulungagungkota tulungagungperistiwa tulungagungradar mataramanradar tulungagungtulungagungtulungagung hari initulungagung update
ShareTweetSendShareShare

Leave a Reply Cancel reply

Connect with:
Facebook Google Twitter

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • About
  • Advertise
  • Careers
  • Contact
Call us: +1 234 JEG THEME
No Result
View All Result
  • Home
  • Politics
  • Sports
  • Travel

© 2023 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.