KOTA BLITAR – Tren penggunaan barang upcycle atau daur ulang di masyarakat belum begitu tinggi. Mungkin hanya orang-orang tertentu yang berminat menggunakannya. Padahal, memanfaatkan produk daur ulang bisa turut serta mengurangi sampah.
Dikutip dari berbagai sumber, pengertian upcycle adalah proses daur ulang suatu barang yang sudah tidak terpakai menjadi suatu barang yang bermanfaat dan bernilai. Biasanya, barang upcycle memiliki tampilan yang lebih unik dan bagus. Adapun barang yang biasa didaur ulang di antaranya botol bekas, kain, sepatu, hingga karung goni.
Seperti digeluti Aris Mujawat belakangan ini. Warga asal Desa Pagerwojo, Kecamatan Kesamben, itu fokus mengembangkan bisnis pembuatan barang upcycle. Khususnya dari bahan baku kain bekas pakai. Usaha itu sudah digeluti 10 tahun terakhir.
Aris memanfaatkan kain bekas pakai dari berbagai jenis. Kain bekas itu dia daur ulang menjadi sebuah produk bernilai ekonomi. ”Untuk sementara, produksi topi dan tas,” katanya ditemui Koran ini di workshop beberapa waktu lalu.
Karya Arif itu dikerjakannya sendiri. Mulai proses memilah kain atau pakaian bekas, memotong, hingga menjahitnya menjadi sebuah produk berkelas. Dia mengombinasikan sejumlah jenis kain untuk produknya. Misalnya topi.
Khusus topi, pria 38 tahun itu sementara memproduksi topi jenis flat cap atau newsboy. Sedangkan untuk tas, ada jenis handbag dan tas punggung. Soal harga produk upcycle bervariasi. Mulai Rp 100 ribu hingga Rp 300 ribu. “Melihat kesulitan dan ukuran juga. Produk saya ini sebagian tidak full pakai bahan bekas. Hanya 30 persen bahan upcycle. Sisanya pakai bahan baru,” terang bapak dua anak itu.
Arif berharap penggunaan barang upcycle bisa menjadi tren. Sebab, menggunakan produk upcycle sama juga dengan upaya mengurangi sampah. “Semoga makin banyak yang tertarik dengan produk upcycle. Ketika memakainya juga keren,” tandasnya. (sub/c1/wen)