KOTA BLITAR – Kostum roleplay atau dikenal cosplay menjadi tren di kalangan pecinta anime maupun game. Peluang usaha pembuatan kostum tersebut cukup menjanjikan. Selama kreator anime dan game terus berkembang, cosplay akan mengikutinya.
Salah satu perajin cosplay adalah M. Fuad Choirudin. Sejak 2017 dia menggeluti usaha pembuatan kostum cosplay. Namun jauh sebelumnya, dia sudah lebih dulu menekuni dunia jahit-menjahit.
Fuad mulai tertarik dengan cosplay ketika ada salah satu temannya meminta untuk membuat kostum cosplay. Dari situ dia mulai belajar cara membuat, terutama teknik-tekniknya. “Saya semakin tertantang membuat cosplay setelah melihat teman-teman bermain cosplay,” jelas pemuda 27 tahun itu.
Di situlah, Fuad mulai memanfaatkan kemampuannya menjadi usaha. Dia membuka jasa pembuatan cosplay. Sambil berjalan, dia terus belajar bersama perajin cosplay lainnya.
Tak hanya membuat, Fuad juga ikut terjun bermain cosplay. Sesekali turut serta dalam event cosplay. Memerankan suatu karakter anime maupun game yang lagi hits.
Menurut dia, peluang jasa pembuatan cosplay cukup besar. Tetapi di sisi lain, persaingannya juga ketat. Terlebih untuk skala internasional. “Khususnya dengan produk kostum dari Tiongkok. Sebab, mereka punya wadah tersendiri untuk mengatur pemasarannya,” jelasnya.
Sementara itu, pembuat kostum lokal, lanjut dia, tergantung dengan kemampuan dan ciri khas masing-masing. “Biasanya mereka (pembuat cosplay) punya pelanggan favorit yang hanya mau memesan di pembuat tersebut. Begitu pun juga saya, ada beberapa pelanggan tetap yang cocok dengan garapan saya,” ujar warga Kelurahan Kepanjenlor, Kecamatan Kepanjenkidul ini.
Ada beberapa faktor yang membuat pelanggan tetap menyukai karya perajin. Di antaranya, tingkat kemiripan kostum dengan karakter, daya tahan kostum, kenyamanan saat dipakai, hingga harga. “Kemudian, seberapa terkenal nama si pembuat kostum, prestasi yang pernah diraih,” bebernya.
Dari segi harga cukup bervariasi. Dibanderol mulai Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta. Besaran harga tersebut tergantung tingkat kesulitan hingga bahan kostum yang digunakan.
Jasa pembuatan cosplay, lanjut Fuad, akan tetap eksis jika pengarang atau game terus berkarya. “Karena pada dasarnya cosplay itu costume roleplay, yakni memerankan karakter dengan mengenakan kostum semirip mungkin,” tandasnya. (sub/c1/wen)