BLITAR – Menjajal peluang usaha saat usia muda bukan perkara mudah. Namun itu bukan tidak mungkin. Meningkatkan keterampilan hingga membuat inovasi penting dilakukan. Seperti halnya Naadia Aisyah Alfadilah yang getol mengembangkan usaha hasil rajutan tangan.
Salah seorang gadis tengah sibuk dengan beberapa benang rajut di meja rumahnya. Beberapa benang aneka warna itu tergulung rapi dengan ukuran sedang.
Di sebelahnya ada beberapa perlengkapan yang digunakan untuk merajut. Seperti gunting, hakpen atau jarum untuk merajut, dan sebagainya. Saat mulai merajut, kedua tangan gadis itu terlihat cekatan. Lihai mengaitkan benang. Tak lama mulai terlihat beberapa bentuk. Setelah jadi, bentuk rajutan dirapikan dengan menggunting sisa-sisa benang yang menempel.
Dia adalah Naadia Aisyah Alfadilah. Dia getol membuat rajutan sejak dua tahun terakhir. Menonton video rajutan merupakan kegemarannya untuk mengusir penat. Itu karena harus menghabiskan waktu di rumah saja saat pandemi Covid-19 melanda. “Iseng-iseng saja nonton video tentang rajut. Lantas ingin belajar buat rajutan. Akhirnya ya beli perlengkapan sama benang untuk mencoba membuat,” ungkapnya.
Gadis yang akrab disapa Nadia itu mengaku tak mudah belajar merajut benang. Sabar dan telaten menjadi kunci utamanya. Sebab, merajut tidak mudah seperti yang terlihat. Terlebih dalam merangkai rajutan menjadi berbagai bentuk. “Dulu ya sering gagalnya kalau pas bikin boneka rajut. Suka enggak pas bentuknya. Pokoknya kalau kita sabar, mau belajar terus ya pasti bisa,” ujar warga Jalan Jawa, Kecamatan Sananwetan itu.
Setelah merasa hasil rajutan cukup baik, Nadia mantap membuka usaha. Dia menjual produk rajutannya. Terlebih setelah beberapa rekannya memesan produk rajutan dengan jenis gantungan kunci alias ganci. Sebab, bentuk ganci tersebut lucu dan unik. “Awalnya iseng di-posting di media sosial. Tapi ternyata banyak yang minat untuk pesan. Karena ada peluang, ya saya ambil untuk menerima pesanan lagi,” katanya.
Dia mengaku, sampai sekarang terus berinovasi membuat produk baru. Itu menjadi salah satu cara untuk tetap bertahan. Sebab, pelanggan atau pembeli baru akan melirik produk usaha apabila memiliki gebrakan maupun ciri khas. Selain itu, media sosial juga bisa menjadi sarana untuk memasarkan produk dan menjangkau banyak pelanggan.
“Sekarang buat ganci dengan bentuk yang unik, bentuk yang bisa menarik pelanggan. Karakter hewan atau kartun gitu juga lebih menarik. Jadi menambah nilai bagi pembeli,” lanjutnya.
Perempuan ramah itu melanjutkan, menerima pesanan barang sesuai permintaan pelanggan juga dapat menjadi cara memperoleh penghasilan dalam usaha rajutan. Selain sebagai tantangan, juga menjadi sarana untuk meningkatkan keterampilan dalam merajut.
“Diterima saja kalau ada permintaan dari pelanggan, tapi ya harus disesuaikan dengan kemampuan. Ini saya juga buat rajutan tas selempang, boneka, dan dompet, sesuai permintaan,” terangnya.
Mahasiswa jurusan Administrasi Bisnis itu mengaku membuat ganci rajutan cocok menjadi alternatif usaha bagi para pemuda. Pasalnya, usaha tersebut tergolong ringan, tidak memiliki patokan alias target penjualan sehingga tidak terlalu memakan waktu, dan bisa digunakan untuk kegiatan lain.
“Karena saya masih mahasiswa, jadi enggak masalah kalau untuk nyambi usaha kecil-kecilan. Yang penting bisa bagi waktu. Pendapatannya juga lumayan untuk jajan dan bantu kebutuhan kuliah,” tandasnya. (fim/c1/wen/dfs)