KOTA BLITAR – Jangankan pesta, menjaga jarak adalah wajib selama pandemi. Namun, hal ini justru menjadi salah satu musabab munculnya usaha jasa baru dalam bidang dekorasi. Seperti ditekuni Tria Ratma Pramesti, warga Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan.
Siapa sih yang mau momen berharganya berjalan biasa-biasa saja? Tentu tidak ada yang berharap demikian. Sebisanya, momentum spesial menjadi salah satu jejak istimewa dalam perjalanan hidup. Pesta dan perayaan menjadi salah satu cara untuk mengingat momen tersebut.
Sayangnya hal itu tidak mungkin diwujudkan karena satu alasan khusus, seperti pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu. Kegiatan dibatasi, kerumunan dilarang. Praktis tak ada kesempatan untuk mewujudkan harapan di momen spesial.
Beruntung, para seniman panggung juga kreatif. Ada saja cara untuk terus berkarya. Mengusahakan kebahagiaan, seperti dengan menyajikan konsep pesta sederhana, tapi tetap tak mengurangi makna.
Mereka memainkan seni dekorasi. Membuat ruang sederhana menjadi lebih berwarna dengan memanfaatkan penataan bunga dan ornamen pendukung lainnya. “Tidak hanya prosesi pernikahan, tradisi maupun budaya yang berhubungan dengan anak juga dirayakan. Seperti tradisi tujuh bulanan atau tedhak siten,” ujar Tria Atma Pramesti.
Perempuan yang akrab disapa Ria itu sudah dua tahun terakhir melakoni debutnya dalam dunia dekorasi. Itu tidak dengan sengaja. Karena biasa diminta sebagai pembawa alur dalam sebuah kegiatan atau acara, dia sangat familier dengan berbagai jenis kegiatan masyarakat. Mulai dari pesta pernikahan, hingga tradisi-tradisi sederhana yang digelar masyarakat.
Dari kebiasaan itu, Ria lantas memberanikan diri. Dia menawarkan paket jasa entertainment. Tidak hanya mengambil peran sebagai pembawa acara, dia juga menyediakan jasa dekorasi. Hal ini ternyata disambut positif. Karena memang pemilik kegiatan tidak perlu repot-repot mencari penyedia jasa lain untuk meramaikan momen spesialnya.
Di sisi lain, Ria juga tidak begitu repot. Membuat dekorasi sederhana tidak membutuhkan modal besar. Tak butuh piranti atau aset khusus untuk memberikan layanan jasa tersebut. “Paling beli balon, bunga, tebu, dan beberapa kebutuhan lain. Itu masih terjangkau,” katanya.
Yang berat, lanjut Ria, adalah kreativitas. Sebab, pasar jelas tidak mau memakai konsep dekorasi yang sama dengan milik orang lain. Dalam hal ini, Ria harus memeras otak. Terlebih waktu yang dimilikinya relatif terbatas. Karena dia masih tercatat sebagai seorang pegawai di salah satu bank swasta di Blitar. “Pagi sampai siang kerja, nah kalau ada pesanan biasanya saya kerjakan saat malam, jadi lembur,” terangnya.
Menurutnya, hal ini tidak menjadi kendala. Dia sadar tantangan dunia usaha sangat besar. Kreativitas tidak hanya untuk memuaskan pelanggan. Namun, itu menjadi sesuatu yang wajib dilakukan, karena banyak pelaku usaha jasa sejenis yang kemungkinan juga bisa mengambil peluang yang dia geluti kini. “Untuk masalah biaya jasa dekor minimalis itu relatif ya, tergantung permintaan. Mulai dari 750 sampai 1,5 juta. Itu sudah lengkap, dekorasi, MC, dan foto,” jelasnya.
Pandemi kini nyaris berlalu. Masyarakat juga sudah mulai bebas beraktivitas dan berkegiatan. Namun, hal ini tak membuat Ria galau.
Menurutnya, hal ini tidak membawa pengaruh besar. Sebaliknya, menggunakan jasa dekorasi minimalis seoalah menjadi tren baru untuk merayakan momen. “Misal seperti momen lamaran, sekarang malah pakai dekorasi sederhana. Begitu juga untuk peringatan tujuh bulanan anak atau momen sederhana lain. Mereka juga pakai dekorasi sederhana agar tampilan kegiatan lebih baik,” tandasnya. (*/c1/wen)