TULUNGAGUNG – Satgas Covid-19 Kabupaten Tulungagung kembali pasang pagar betis. Hal ini untuk menahan kasus korona di Bumi Lawadan agar tidak semakin meluas. Yakni dengan mempercepat pelacakan (tracing, Red). Termasuk dari klaster Covid-19 pada siswa SMA dan mahasiswa.
“Tracing (pelacakan kasus, Red) terhadap kontak erat kita percepat. Ini untuk memutus penularan dari klaster-klaster yang muncul,” ucap Bupati Tulungagung Maryoto Birowo. Diakuinya, peningkatan kasus Covid-19 kali ini terbilang signifikan.
Namun, Ketua Satgas Covid-19 Kabupaten Tulungagung ini menegaskan tidak akan menutup sekolah lain dan membatasi mobilitas aktivitas warga. Asal semuanya didasari pada protokol kesehatan Covid-19.
“Pada prinsipnya sudah ada standar operasional prosedur (SOP)-nya. Manakala muncul kasus dan terjadi transmisi itu, langkah satgas bagaimana sudah ada. Seperti SMA yang ada transmisi, sementara PTM dihentikan dan untuk lainnya tetap lanjut,” tuturnya.
Pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) pada lembaga setingkat TK hingga SMP dengan kapasitas 50 persen dan durasi belajar maksimal 4 jam tetap berjalan. Kendati demikian, pihaknya meminta sekolah untuk lebih memperhatikan protokol kesehatan anak didik dan juga tenaga pengajar agar tidak terjadi transmisi lokal. Selain itu, sekolah juga diminta untuk lebih selektif dalam menyelenggarakan acara yang melibatkan guru dan siswa untuk meminimalisasi risiko penularan virus korona.
“Sementara setingkat TK, SD, dan SMP belum ada kasus. Evaluasi yang dilakukan berkala masih negatif,” tuturnya.
Dia berharap masyarakat tak perlu panik dan tetap disiplin prokes Covid-19 di setiap aktivitas. Karena pemkab dan satgas terus melakukan upaya pengendalian kasus korona, dengan menggalakkan 3T yakni testing, tracing, dan treatment. “Peningkatan ini dipengaruhi varian Omicron atau bukan belum jelas. Karena hingga hari ini, hasil sampel yang diuji laboratorium belum keluar,” tandasnya. (lil/c1/rka/dfs)