KOTA BLITAR – Sarana gedung terutama ruang kelas di lokasi baru SMPN 5 Blitar belum terpenuhi. Akibatnya, beberapa rombongan belajar (rombel) harus menumpang di ruangan laboratorium.
Masih ada delapan rombel yang belum memiliki kelas di lokasi baru yang memanfaatkan eks gedung SMPN 10 Blitar itu. Kekurangan ruang kelas itu bakal dipenuhi oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Blitar. “Antisipasinya dengan memanfaatkan ruang lain agar proses belajar mengajar tetap bisa berjalan,” kata Wali Kota Blitar Santoso.
Jangan sampai, lanjut dia, kekurangan ruang kelas tersebut mengganggu kegiatan belajar mengajar (KBM). Sementara, sekolah bisa memanfaatkan ruang laboratorium untuk KBM. ”Karena memang baru pindah, harap dimaklumi masih ada kekurangan-kekurangan yang perlu dipenuhi. Yang penting, anak-anak tetap bisa belajar dengan nyaman sembari menunggu penyempurnaan gedung sekolah,” terang pria berkacamata ini.
Sebagaimana diketahui, Pemkot Blitar merelokasi SMPN 5 Blitar ke eks gedung SMPN 10 Blitar di Kelurahan Tlumpu, Kecamatan Sukorejo. Relokasi tersebut bagian dari rencana pemanfaatan gedung lama SMPN yang berada di kompleks Monumen PETA untuk Museum PETA. Di samping, pemkot juga melakukan pemerataan akses pendidikan hingga pinggiran kota.
Meski SMPN 5 Blitar sudah menempati lokasi baru, tetapi masih ada beberapa sarana ataupun fasilitas yang belum lengkap. Salah satunya, sarana ruang kelas. Masih ada delapan rombel yang belum kebagian ruang kelas sehingga sementara menempati ruang laboratorium.
Kepala SMPN 5 Blitar, Saiful Salim mengungkapkan, kekurangan ruang kelas tersebut sudah dilaporkan ke dinas pendidikan (dispendik). Rencananya, dispendik membangun ruang kelas baru untuk memenuhi rombel. “Kami belum mengetahui pasti kapan ruang kelas baru tersebut dibangun. Kemungkinan tidak bisa tahun ini karena dispendik fokus pembangunan SMPN 6 Blitar,” ungkapnya.
Sementara, sekolah memanfaatkan ruang laboratorium untuk kelas mengajar. Itu terdiri dari ruang lab TIK (teknologi, informasi, dan komunikasi), ruang IPA, serta ruang keterampilan. “Jadi, relokasi ini kami fokuskan pada pembenahan atau perbaikan gedung yang rusak. Pemenuhan sarana dan prasarana. Anggaran yang digelontorkan mencapai sekitar Rp 1,3 miliar,” tandasnya. (sub/c1)
