TRENGGALEK – Penyakit tak menular masih mendominasi gangguan kesehatan. Bahkan, Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes PPKB) dr Saeroni menyebut, penyakit itu mendominasi sejak 2015 hingga 2021. Pemicu penyakit ini dikarenakan kurang menjaga pola hidup sehat. “Kalau dilihat dari indeks kesehatan keluarga, persentasenya mencapai 50 persen lebih,” ucapnya.
Beberapa penyakit tak menular, menurutnya, adalah hipertensi, diabetes melitus, maupun kanker. Secara medis, penyakit itu bisa disebabkan karena tidak menjaga pola hidup sehat. Mulai dari merokok, kurang aktivitas fisik, hingga tidak mengatur pola makan. “Melalui instruksi presiden, untuk menekan angka kasus penyakit ini perlu mengatur pangan sehat, lingkungan sehat, perilaku sehat, dan check up,” tegasnya.
Di sisi lain, ASN ternyata tak hanya dituntut bekerja sesuai bidang yang diembannya. Bahkan kini mereka juga dituntut untuk mendonasikan satu bibit pohon setiap tahun.
Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin mengatakan, menuju daerah yang maju dari sisi ekonomi tentu tak lepas dari kualitas sumber daya manusia (SDM). Asal terus meningkatkan produktivitas, maka perekonomian masyarakat bisa berkembang. “SDM anak produktif tentu harus sehat, baik dari luar maupun dari dalam,” ungkapnya.
Di balik unsur kesehatan yang dapat memengaruhi kualitas SDM, gerakan masyarakat hidup sehat memang masih menjadi utama. Namun, aspek kesehatan lingkungan juga tak kalah penting. “Kita gerakan masyarakat sehat, sehatnya ini tidak hanya sehat dari luar tetapi yang di dalam juga harus kita jaga. Salah satunya, oksigen yang kita hirup harus benar-benar bersih,” ucapnya.
Sementara, lanjut dia, oksigen bersih muncul ketika pepohonan bisa memproduksi lebih banyak oksigen. Untuk itu, gerakan penanaman pohon adalah hal yang krusial untuk menciptakan generasi penerus yang berkualitas. “Makanan yang kita makan juga harus sehat. Makanya, pohon yang ditanam pun pohon buah, salah satunya alpukat yang kaya dengan vitamin A, vitamin C, dan juga lemak yang baik,” ujarnya.
Di sisi lain, Pj Sekda Andrianto mengatakan, buah-buahan seperti alpukat menjadi salah satu jenis buah yang mengandung gizi apabila dikonsumsi tiap hari. “Seluruh buah itu mengandung vitamin A dan C sebagai antioksidan supaya kita sehat, tidak gampang tertular Omicron. Tapi khasnya alpukat itu tinggi lemak, lemaknya itu adalah lemak baik,” terangnya.
Lebih lanjut, kandungan gizi itu lebih baik jika dikonsumsi oleh ibu hamil atau anak yang berusia enam bulan ke atas. Sebab kandungan lemak yang punya kalori cukup tinggi itu bagus untuk kesehatan jantung, dan sebagainya. “Tentunya dapat mengurangi risiko stunting,” ujarnya.
(tra/c1/rka)