TULUNGAGUNG – SMAN 1 Kedungwaru dalam menelurkan segudang siswa berprestasi, ternyata ditunjang dengan metode pembelajaran sistem kredit semester (SKS). Siswa yang mengikuti program ini sangat dimungkinkan untuk menempuh pendidikan hanya dalam waktu dua tahun.
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kedungwaru, Harim Soejatmiko melalui Wakasek Bidang Kurikulum Eko Boedi Takarijanto mengatakan, sistem kredit semester di SMAN 1 Kedungwaru sudah dimulai sejak 2017. Ikon dari SKS ini adalah memungkinkan siswa bisa lulus sekolah hanya dengan waktu dua tahun, namun tidak sama dengan sistem akselerasi.

Dia menjelaskan, dalam program SKS ini tidak ada kenaikan kelas, namun siswa menyelesaikan kompetensi dasar (KD). Jika semua KD yang dibebankan sudah terlaksana dan batas nilai yang sudah ditentukan terpenuhi, maka bisa dikatakan siswa tersebut sudah lulus.
“Pemilihan siswa yang bisa mengikuti SKS didasarkan pada minat, bakat, dan kemampuan bagi siswa yang berminat,” ujarnya.
Lebih lanjut, Eko menyebut, angkatan pertama SKS di SMARIDUTA adalah tahun 2018, karena setelah program itu dibuka pada tahun 2017 masih belum ada peminatnya. Pada 2019 terdapat empat siswa yang mengikuti program itu dan pada 2020 bertambah pesat menjadi 10 anak. “Lulusan program ini rata-rata masuk pada perguruan tinggi negeri (PTN),” katanya.
Eko melanjutkan, pada 2021 program ini masih diberhentikan karena masih dirundung pandemi. Hal itu dikarenakan proses seleksi dan validasi nilai yang sulit karena siswa program tersebut harus memiliki predikat A. Namun, pihaknya tidak menutup kemungkinan setelah pagebluk ini selesai maka program SKS bisa dilaksanakan kembali.
“Nanti kita seleksi lagi anak-anak yang memiliki potensi untuk masuk program SKS ini setelah pandemi Covid-19 sudah reda,” pungkasnya.(mg1/c1/and)