TRENGGALEK – Seratus Desa Wisata (Sadewa) di-launching Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin kemarin malam. Sadewa diharapkan menjadi pengungkit untuk pening katan ekonomi di desa, dengan memasarkan berbagai potensi yang ada di setiap desa.
Bertempat di Hotel Hayam Wuruk, dari target 100 desa wisata, 35 desa sudah dinyatakan layak sebagai desa wisata. Tahun 2022 nanti juga ditargetkan 35 desa, serta tahun 2023 sebanyak 30 desa. “Ini sebagai pionir awal, agar menular ke desa-desa yang lain,” ucap bupati.
Bupati juga mengingatkan butuh banyak inovasi bagi desa-desa wisata ini. Dia meminta kepada Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) agar mendampingi desa untuk memetakan desa wisata. Agar memiliki inovasi yang berbeda dalam mengembangkan destinasi.
“Misalnya di dalam satu kecamatan sudah ada waterpark, ya jangan ada waterpark lagi. Atau sudah ada yang river tubing. Harus punya branding yang berbeda di tiap desa. Jadi saat datang ke satu kecamatan, wisatawan bisa mendapatkan banyak pengalaman,” lanjut Bupati Arifin.
Untuk mengoptimalkan program ini, pemkab melalui sejumlah OPD telah mulai melakukan pendampingan dan adopsi ke desa wisata. Bahkan untuk tahun 2022 ke depan, Bupati Nur Arifin juga meminta seluruh perjalanan dinas dalam kota, seperti rapat dan sebagainya diarahkan ke desa wisata sebagai upaya dalam mengungkit ekonomi daerah.
“Kita ingin segera pulih di masa pandemi ini. Sehingga salah satu instrumennya ya desa wisata ini,” tutur Bupati Nur Arifin. Konsepnya ada yang wisata alam, ada yang berbasis seni dan budaya, juga cerita lokal.
Semuanya berbasis kearifan lokal dan cerita setempat, termasuk sejumlah petikan sejarah setempat. Seperti budaya Sinongkelan yang ada di Desa Prambon Tugu, telah ditetapkan oleh Kementerian Kebudayaan sebagai kekayaan daerah tak benda berupa sejarah khas asli Tre nggalek.
Hal semacam inilah yang akan terus digali dan dikemas menjadi suatu paket wisata. Jadi memang ada yang wisatanya buatan, berbasis alam, berbasis kebudayaan, semuanya di-combine. “Saya minta untuk masing-masing desa nanti memiliki unique selling point sendiri,” ujar suami Novita Hardini ini.