Sunday, May 29, 2022
No Result
View All Result
Radar Tulungagung | Semakin Dekat dengan Pembaca
  • Home
  • Index Berita
  • Berita Daerah
    • Tulungagung
    • Blitar
    • Trenggalek
  • Peristiwa
  • Hukum dan Kriminal
  • Sosok
  • Pendidikan
  • Life Style
  • Sport
  • Home
  • Index Berita
  • Berita Daerah
    • Tulungagung
    • Blitar
    • Trenggalek
  • Peristiwa
  • Hukum dan Kriminal
  • Sosok
  • Pendidikan
  • Life Style
  • Sport
No Result
View All Result
Radar Tulungagung | Semakin Dekat dengan Pembaca
Home Headline
Kisah Suyoto, Generasi Keempat Penjaga Candi Mirigambar

BERPENGALAMAN: Yoyok Widoyoko menyampaikan sambutan dalam sebuah acara.

Lebih Dekat dengan Yoyok Widoyoko, Direktur PDAM Tirta Penataran yang Memulai Debut Jadi Staf Penagihan

February 8, 2022
in Headline, Sosok
0

KABUPATEN BLITAR – 30 tahun silam, Yoyok Widoyoko memulai debutnya di lingkungan penyediaan air bersih. Waktu kosongnya sering dimanfaatkan untuk mereparasi alat dan mesin. Baginya, otak-atik alat rusak adalah kegiatan menyenangkan.

Mulai dari nol. Kalimat itu tepat menggambarkan perjalanan karir Yoyok Widoyoko. Kali pertama, dia menjadi kasir di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kediri. Kala itu tahun 90-an. Dia digaji hanya sekitar Rp 30 ribu per bulan.

Apakah gaji itu cukup? Jelas tidak. Terlebih Yoyok harus membayar biaya kuliah. Karena itulah, dia mencari peluang lain untuk menambah pendapatan. Nah, kebetulan di kantor tempatnya bekerja butuh petugas penagihan. “Waktu itu ongkos transportasinya Rp 250 per rekening. Saya menawarkan diri untuk menjadi jasa tukang tagih,” kenangnya.

Awal menjadi tukang tagih, tidak banyak yang bisa dia tangani. Seiring dengan kinerja positif, jumlah pelanggan yang dia tagih dapat terus bertambah. Dalam sebulan ada sekitar 400 pelanggan yang harus dia datangi.

Kegiatan penagihan itu biasanya dilakukan seusai tugas di kantor atau kasir selesai. Pulang malam nyaris menjadi kebiasaan setiap hari. Kompensasinya ada tambahan sekitar 50 ribu per bulan. Itu adalah pendapatan bersih dari hasil menjadi petugas tagih.

Pada 1995, Yoyok naik pangkat. Dia ditunjuk sebagai kepala bagian keuangan. Namun, posisi itu tidak membuatnya gengsi untuk merangkap jasa tukang tagih. Kerja tambahan itu berakhir setelah dia pindah tugas di salah satu kantor unit pelayanan. 1997, dia kembali naik pangkat, menjadi kepala unit pelayanan.

Di posisi itu, dia mulai bergelut dengan setumpuk persoalan pelayanan. Menangani distribusi yang macet, kualitas air yang kurang, hingga persoalan pelayanan lain.

Masalah pelanggan yang telat bayar bukan hal baru bagi Yoyok. Sebaliknya, menangani keluhan pelayanan menjadi tantangan baru. Dia mulai belajar tentang produksi dan jaringan perpiaan untuk distribusi air bersih.

“Dalam pelayanan, pipa bocor, air macet, adalah hal yang lazim dihadapi. Begitu juga dengan mesin ataupun pompa rusak,” katanya.

Tak kurang dari 10 tahun, pria berkumis tebal itu pindah dari kantor unit satu, ke kantor unit yang lain. Seringnya berjibaku dengan teknis membuat Yoyok akrab dengan peralatan dan mesin- mesin yang rusak.

Berkat pengalamannya, mesin rusak itu tidak langsung dibawa ke bengkel ataupun membeli baru. Di waktu luang, Yoyok biasanya memperbaiki mesin tersebut. “Karena sering menanganai mesin rusak, saya akhirnya belajar mengotak-atik mesin,” ungkapnya.

“Lambat laun ini menjadi semacam hobi. Itu menyenangkan kalau ternyata berhasil dan mesin bisa dimanfaatkan,” imbuhnya.

Dia kembali ditarik ke kantor pusat pada 2008. Yakni menjadi kepala bagian operasional teknik. Tugasnya masih seputar pada pelayananan. Namun lingkupnya yang lebih komplek karena menangani beberapa kantor unit pelayanan.

Hal ini berlangsung hingga 2010. Sebab, saat itu Yoyok harus kembali mengisi slot kosong di salah satu kantor unit pelayanan. Selang dua tahun berikutnya, beredar informasi seleksi direksi PDAM Pasuruan. Saat itu, Yoyok mendapatkan rekomendasi dari atasannya.

Bagi Yoyok, hal itu dilematis. Betapa tidak, dia sudah meniti karir puluhan tahun di tempat kerjanya tersebut. Meski posisi direktur adalah puncak dari perusahaan, tapi masa jabatannya sudah diatur. Dulu satu periode jabatan hanya berlaku selama empat tahun. Artinya, Yoyok bakal menganggur usai periode tersebut.

Kendati begitu, berbekal dukungan dari keluarga dan pengalaman yang lumayan, Yoyok memutuskan menjajal lowongan tersebut. Singkat cerita, dia mampu bersaing dengan kandidat top lain dari luar daerah. Dia menjadi direktur PDAM Pasuruan mulai tahun 2013 sampai 2018.

Beragam prestasi ditelorkan saat Yoyok menjadi pimpinan perusahaan milik daerah tersebut. Sayang, kiprahnya harus terhenti karena persoalan periodesasi. “Dan benar, setelah periode habis pada awal 2018, saya menganggur,” katanya lantas tertawa.

Yoyok tidak ambil pusing terkait hal itu. Dia yakin setiap keputusan yang diambil ada konsekuensinya. Di sisi lain, baginya nonjob tersebut tidaklah buruk. Sebab, saat itu dia bisa memberikan waktunya secara optimal untuk keluarga dan orang tua yang kebetulan sedang sakit.

Beberapa bulan berikutnya, Yoyok mendengar kabar adanya lowongan direksi di PDAM Blitar dan Bojonegoro. Dia kembali menjajal peruntungan dan dilantik pada September 2018 menjadi Direktur PDAM Tirta Penataran.

Kini, Yoyok sudah tiga tahun lebih berkiprah di Bumi Penataran. Perbaikan internal dilakukan di awal kepemimpinan. Baginya, soliditas internal adalah pondasi utama sebelum memberikan pelayanan optimal kepada masyarakat. Lambat laun, dia juga berupaya meningkatkan kualitas pelayanan. Beberapa apresiasi berhasil diperoleh atas dedikasi tersebut. (*/c1/wen)

Tags: blitarblitar hari iniblitar updatedirektur pdam blitarkabupaten blitarkota blitarperistiwa blitarradar blitarradar penataranradar tulungagungyoyok widoyoko
ShareTweetSendShareShare
Previous Post

Hasil Rapid Antigen: Siswa-Guru Reaktif, SMAN 1 Kota Blitar Pilih Gelar Pembelajaran Daring

Next Post

BPCB Kembali Ekskavasi Situs Karangtengah, Target Temukan Struktur Bangunan

Related Posts

Muhammad Rifa’i Dilantik Jadi Wakil Ketua DPRD Kabupaten Blitar

Waduh, Jawaban Siswa saat USBK Tidak Terkirim, Ini Penyebabnya

by Radar Blitar Jawa Pos
28 May 2022
0
154

KABUPATEN BLITAR - Puluhan peserta ujian sekolah berbasis komputer (USBK)...

Muhammad Rifa’i Dilantik Jadi Wakil Ketua DPRD Kabupaten Blitar

Cantiknya Sinsel Bergaya di Depan Kamera

by Radar Blitar Jawa Pos
28 May 2022
0
105

KOTA BLITAR - Meluapkan kebahagiaan, bagi Sindi Sasela merupakan hal...

Kreativitas Aris Mujawat, Warga Blitar Ubah Barang Bekas Jadi Berkelas

Ini Alasan Petani Blitar Keberatan Subsidi Pupuk Dihapus

by Radar Blitar Jawa Pos
27 May 2022
0
667

KABUPATEN BLITAR - Kebijakan pemerintah pusat menghapus subsidi pupuk membuat...

Load More
Next Post
Kisah Suyoto, Generasi Keempat Penjaga Candi Mirigambar

BPCB Kembali Ekskavasi Situs Karangtengah, Target Temukan Struktur Bangunan

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Target PBB Kabupaten Trenggalek Naik Rp 1 Miliar, Dua Desa Lunas Duluan

1 month ago
2.3k

Pondok Ramadan di Kabupaten Blitar Bakal Lebih Singkat

2 months ago
128

Popular News

    Facebook Instagram Twitter Youtube

    Radar Tulungagung

    Jawa Pos Radar Tulungagung adalah media yang memiliki 4 wilayah edar yaitu Tulungagung, Kabupaten Blitar, Kota Blitar dan Trenggalek.

    Category

    Currently Playing

    © 2022 PT Tulungagung Intermedia Digital

    No Result
    View All Result
    • Home
    • Index Berita
    • Berita Daerah
      • Tulungagung
      • Blitar
      • Trenggalek
    • Peristiwa
    • Hukum dan Kriminal
    • Sosok
    • Pendidikan
    • Life Style
    • Sport

    © 2022 PT Tulungagung Intermedia Digital