TRENGGALEK – Nasib skuad Persiga Trenggalek yang dipersiapkan untuk mengarungi kompetisi Liga 3 2022 ini kian tidak jelas. Pasalnya, hingga kemarin (28/10) belum ada keputusan terkait kapan kompetisi sepak bola kasta terendah di Indonesia tersebut mulai digelar.
Hal ini merupakan buntut dari tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, pada Sabtu (1/10) lalu, yang memakan 135 korban jiwa. Dari situ, seluruh kompetisi sepak bola di bawah naungan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) dihentikan sampai ada informasi lebih lanjut. “Kendati kapan kompetisi belum pasti, kami berharap manajemen tetap mempersiapkan skuad terbaiknya agar tahun depan Persiga bisa masuk ke kompetisi sepak bola profesional,” ungkap Ketua Asosiasi Kabupaten (Askab) PSSI Trenggalek, Puguh Purnomo.
Dia melanjutkan, hal tersebut terbukti sebab berdasarkan laporan manajemen saat ini para pemain tetap tinggal di mes. Ditambahkan, mereka tetap rutin latihan di bawah arahan sang pelatih kepala sambil menunggu perkembangan lebih lanjut. Sebab, sejauh ini belum ada kabar apakah kompetisi akan dihentikan atau tetap dilanjutkan. “Jadi, ketika ada keputusan kompetisi dihentikan, otomatis para pemain akan diistirahatkan. Namun jika dilanjutkan, para pemain sudah siap. Karena itu, kami selalu melakukan koordinasi dengan semua pihak,” katanya.
Namun, terkait lanjutan kompetisi tersebut, sekiranya para bola mania akan bisa melepas dahaganya sekitar pertengahan bulan depan. Sebab, ada kepastian dari Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Jatim yang mendahulukan kompetisi Liga Remaja, yakni U-17, U-15, dan U-13. Itu berdasarkan surat edaran (SE) yang telah dikirim ke selusuh Askab. Hal tersebut tidak disia-siakan dengan menurunkan tim di tiga kompetisi kelompok usia tersebut.
Karena itu, saat ini telah dilakukan seleksi untuk memilih pemain kelompok usia tersebut. Rencananya untuk U-17 nanti akan menggunakan jasa dari beberapa pemain luar daerah, tetapi masih didominasi oleh pemain lokal (asal Trenggalek, Red). Kemudian untuk U-15 dan U-13, seluruhnya menggunakan jasa pemain lokal Trenggalek yang diambil dari sekolah sepak bola (SSB) yang ada. “Namun untuk pelatihnya, skuad tingkatan umur itu diarsiteki pelatih sini (Trenggalek, Red), semoga saja jadwal jalannya kompetisi ke depan sesuai rencana,” jelas pria yang juga menjabat anggota DPRD Trenggalek ini. (jaz/c1/rka)