ePaper Radar Tulungagung | Semakin Dekat dengan Pembaca
Tuesday, March 28, 2023
  • Home
  • ePaper
  • About Us
  • Contact
  • Career
No Result
View All Result
  • Home
  • ePaper
  • About Us
  • Contact
  • Career
No Result
View All Result
ePaper Radar Tulungagung | Semakin Dekat dengan Pembaca
No Result
View All Result
Home Sosok

Lika-Liku Perjuangan Marsudi, Setia Mengabdi Pada Seni Pedalalangan Meski Sepi Panggilan

by Ma'rifatul Falakh
in Sosok
0

TRENGGALEK – Menjadi seorang dalang sebenarnya bukan impian saya sejak kecil. Pernyataan itulah yang dilontarkan Marsudi ketika Jawa Pos Radar Trenggalek menemuinya di rumah yang berada di wilayah Desa Sugihan, Kecamatan Kampak. Namun, hal tersebut berubah ketika dirinya lulus SMA, saat itu sang ayah terus mendorongnya agar menjadi seorang dalang. Benar saja, saat itu dirinya mulai belajar dalang di Jogjakarta.

Dari belajar itulah, dia mulai menyukai dunia pewayangan hingga tekun belajar dan bisa dikatakan mahir dalam memainkan wayang. Karena itulah, setelah dinyatakan mahir oleh gurunya, dia diberi gelar Ki Marsudi Sabdo Mulyono. “Jadi, tambahan nama itu merupakan pemberian guru, bukan sebutan sendiri. Setelah itu, pada tahun 1998 saya terus aktif menjadi seorang dalang,” katanya.

Sejak saat itu lika-liku menjadi seorang dalang di Trenggalek dihadapinya. Sebab, berbeda dengan daerah lain, permintaan untuk menjadi seorang dalang di Trenggalek dirasa minim. Seorang dalang di Trenggalek dikatakan ramai apabila setidaknya bisa tampil empat kali dalam sebulan. Padahal di daerah lain, dikatakan ramai jika setidaknya telah tampil 25 kali dalam sebulan. “Karena itu, seorang dalang di sini (Trenggalek, Red) harus memiliki pekerjaan lain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sebab tanggapan tidak menentu,” tuturnya.

Karena itu, dalam menjadi seorang dalang, dia tidak berhenti untuk terus belajar dan berteman untuk mengasah kemampuannya. Dari situ, Ki Marsudi memiliki konsep pertunjukan wayang kulit yang ringan, segar, dan selalu ada kejutan-kejutan dalam hal alur cerita. Pastinya alur cerita tersebut menarik para penonton yang datang. Kendati demikian, alur cerita yang dilakukan tidak keluar dari pakem yang telah ditentukan. Akhirnya, dengan kemampuan yang dimiliki dan hasil belajar dari rekan sesama dalang, dia berhasil meramu lakon wayang kulit menjadi tontonan yang segar tanpa meninggalkan unsur tuntunan.

Tidak sampai di situ, dalam melakukan pertunjukan, Ki Marsudi juga mampu mengimbangi konsep pertunjukan pewayangan yang diinginkan pemesan. Karena itu, dia memiliki kemampuan berkomunikasi dengan para bintang tamu yang diinginkan pelanggannya.

Itu dilakukan lantaran konsep dalam pertunjukan wayang yang dilakoninya sangat sederhana. Yaitu, penonton datang mencari hiburan dan untuk senang. Karena konsep tersebut, dia wajib menyuguhkan apa yang dicari penonton sehingga mereka bisa tertawa dan tahu isi ceritanya.

Konsep tersebut terbukti manjur. Kendati tidak seperti dahulu, dia kerap mendapatkan permintaan untuk tampil di berbagai daerah hingga ke luar pulau seperti Sumatera dan Sulawesi. “Karena itu, saat ini saya tetap sinau, laku, lan srawung untuk menambah kemampuan dari segi pedalangan. Dari itu semua, lebih penting adalah menghindari kesalahan ketika tampil. Sebab, itu merupakan hal yang fatal,” jelas pria yang juga sebagai perangkat Desa Sugihan, Kecamatan Kampak tersebut.(*/c1/rka)

Tags: dalang marsudikabupaten trenggalekkota trenggalekperistiwa trenggalekradar mataramanradar trenggalekseni dalangtrenggalektrenggalek hari initrenggalek update
ShareTweetSendShareShare

Leave a Reply Cancel reply

Connect with:
Facebook Google Twitter

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • About
  • Advertise
  • Careers
  • Contact
Call us: +1 234 JEG THEME
No Result
View All Result
  • Home
  • Politics
  • Sports
  • Travel

© 2023 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.