TRENGGALEK – Pemkab Trenggalek serius dalam memastikan lingkungan dan desa yang pro terhadap iklim. Pasalnya, hal yang dilakukan tersebut sejalan dengan cita-cita bangsa Indonesia, yaitu melindungi segenap tumpah darah.
Dengan keberadaan iklim yang terjaga, bukan hanya melindungi generasi saat ini, tetapi juga di masa yang akan datang. Hal itu seperti yang diungkapkan oleh Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin saat menghadiri sosialisasi pengembangan ruang terbuka hijau (RTH) dalam mendukung program Kampung Pro Iklim (Proklim), di Pendapa Manggala Praja Nugraha, kemarin (14/7). “Melindungi segenap tumpah darah itu melindungi generasi yang sekarang, sekaligus melindungi generasi yang akan datang. Karena itu, kami berupaya kalau hari ini bisa menghirup udara yang segar. Harus pastikan anak cucu besok bisa menghirup udara yang lebih segar daripada saat ini” ungkapnya.
Dia melanjutkan, kegiatan pro iklim tersebut harus dilakukan agar generasi mendatang masih bisa melihat laut yang biru, hutan yang rindang, maupun air yang jernih dari sumber yang tetap terjaga. Apalagi, sejak tiga tahun yang lalu, Pemkab Trenggalek telah mendeklarasikan cita-cita menjadi kota yang berkelanjutan di 2030 mendatang. Guna mendukung hal tersebut telah dilakukan langkah kecil melalui lomba Adipura Desa. Kegiatan itu pun telah melahirkan desa-desa yang lebih peduli terhadap lingkungan sekitar. “Salah satu alasan kami mengadakan lomba Adipura Desa adalah untuk menjaga kebersihan se-Kabupaten Trenggalek. Sebab, jika tidak dimulai dari kesadaran masyarakat di desa, seberapa besar pun APBD yang dimiliki tidak akan pernah mampu menyelesaikan masalah tersebut,” katanya.
Karena itu diharapkan semua orang memiliki tanggung jawab yang sama, kemudian melakukan mitigasi, juga adaptasi tentang kebersihan di wilayahnya. Dari situ dipercayakan kepada masyarakat yang ada di desa dengan kepala desa dan tokoh-tokoh di lingkungan sekitarnya, itu yang menjadi kunci utama. Dengan demikian, lingkungan yang ada di desa dapat terus terjaga.
Sejatinya hal tersebut perlu dilakukan. Karena jika terjadi kerusakan lingkungan, maka dampak yang dihasilkan akan sangat besar jika dinilai dari segi rupiah. Dari situ, dengan upaya proklim yang dilakukan saat ini seperti menanam pohon, membersihkan sungai, dan sebagainya, maka dampak baiknya akan dirasakan di kemudian hari.
Bupati pun berpesan kepada seluruh desa untuk berpartisipasi dalam gelaran lomba Adipura Desa yang dilaksanakan setiap tahun. Bahkan menjadi peserta saja, desa yang berpartisipasi sudah mendapatkan hadiah. “Itu merupakan peraturan bersama sehingga kami berharap jika mau mendapatkan ekonomi yang berkelanjutan, ya, tahap awalnya adalah ekonomi yang berbasis konservasi,” jelas pria yang akrab disapa Mas Ipin ini. (jaz/c1/rka)