KOTA BLITAR – Gelaran Literasi Vlogging tentang Bung Karno melalui smartphone, yang digagas UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno, sukses melahirkan generasi muda berkualitas. Buktinya, sekitar 100 peserta yang mengikuti acara itu siap berkreasi membuat video blogging alias vlog.
Kegiatan tersebut dilaksanakan mulai Senin (29/8) hingga Rabu (31/8) di amphitheater perpustakaan. Ada dua narasumber yang dihadirkan dalam Literasi Vlogging tersebut. Yakni, seorang fotografer terkemuka Herry Tjiang dan seorang sutradara film, Yuriko Abdi Pratama.
“Koleksi yang ada di UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno dapat menjadi referensi bagi masyarakat dalam berkreasi membuat vlog,” ujar Plt UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno, Dr Hartono SS MHum.
Acara tak hanya diisi penyampaian materi dari narasumber. Para peserta juga diajak praktik langsung. Mulai membuat konsep sebelum ke lapangan, hingga bagaimana teknik-teknik pengambilan gambar. Baik berupa foto maupun video.

Hal itu lebih ditekankan pada hari pertama dan kedua Literasi Vlogging. Pada hari pertama, para peserta dibimbing langsung oleh Yuriko Abdi Pratama, seorang sutradara film. Kemudian pada hari kedua, giliran Herry Tjiang, seorang fotografer terkemuka, membagikan ilmunya. Nah, pada hari ketiga, peserta dibimbing kedua narasumber serta berlanjut dengan evaluasi. Peserta Literasi Vlogging juga berkesempatan bertanya langsung kepada pemateri.
“Banyak ilmu yang diperoleh. Seputar film, cara membuat video yang baik, dan lainnya,” ujar Lely Edewais, salah seorang peserta Literasi Vlogging.
Selvia Sari -peserta lainnya- mengatakan, UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno selalu memberikan pelayanan terbaik. Tak sekadar perihal koleksi buku, tetapi juga berbagai acara yang mendidik. Salah satunya, Literasi Vlogging. “Jadi bagi teman-teman pemula, ini (Literasi Vlogging, Red) sangat membantu,” katanya.
Kini, perpustakaan melakukan transformasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Itu agar bisa memberikan manfaat yang lebih besar. Nah, UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno bertransformasi berbasis inklusi sosial. Ini tidak hanya untuk sekadar mempertahankan eksistensi, tetapi juga bentuk dukungan terhadap program pembangunan berkelanjutan pemerintah. (han/her/c1/wen)