TRENGGALEK – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Trenggalek tampaknya harus cepat bergerak dalam mengatasi bencana tanah longsor yang menghancurkan bangunan di SD-SMP Satu Atap (Satap) 1 Kampak, Jumat (24/6) lalu. Pasalnya, jika tidak segera diatasi maka dikhawatirkan akan terjadi longsor susulan yang berdampak pada kerusakan bangunan yang lain.
Itu terlihat dari kondisi fondasi bangunan dan ruangan di dekat bangunan yang longsor tersebut sudah menggantung. Belum lagi, ada retakan di beberapa lokasi. Pastinya, kondisi tersebut ditambah struktur tanah yang labil membuat beberapa ruang dan bangunan yang masih aktif digunakan tersebut rawan longsor. “Karena itu, kami telah melakukan antisipasi. Seperti memindahkan beberapa peralatan yang dianggap penting ke bangunan lain yang dinilai lebih aman,” ungkap Kepala SD-SMP Satap 1 Kampak, Iksanto.
Dia melihat, bangunan tersebut seperti ruangan yang dulunya digunakan kelas 4 A dan 4 B, yang berdiri pada satu bangunan. Itu terlihat lantaran lokasinya persis sebelah utara bangunan yang roboh. Salah satu sisi tanggul juga telah keropos sehingga mengakibatkan sebagian bangunan kamar mandi di dekat ruangan tersebut menggantung. Selain itu, gedung perpustakaan yang berada di sisi barat bangunan ambruk juga termasuk rawan. Termasuk juga satu bangunan yang terdiri dari ruang guru, ruang laboratorium merangkap kelas 1 SD, ruang kelas 2, dan ruang kelas 3. “Untuk ruang guru hingga kelas tiga itu merupakan bangunan bertingkat. Lokasinya berdampingan dengan tanggul penahanan bangunan, makanya dikatakan termasuk daerah yang rawan,” katanya.
Kendati demikian, karena keterbatasan ruang relokasi untuk proses ruang belajar darurat, beberapa bangunan masih akan dipakai untuk aktivitas. Salah satunya, ruang guru. Namun, beberapa perabotan diamankan guna mengantisipasi adanya longsor susulan. “Itu akan tetap kami pakai walaupun agak berbahaya, sebab tidak memungkinkan untuk menempati gedung lain,” jelasnya.
Sementara itu, Kabid Pengelola Pendidikan SMP Disdikpora Trenggalek Sunarya menambahkan, sejauh ini disdikpora belum bisa menentukan langkah tercepat untuk penanganan bangunan yang ambruk. Sebab, sejauh ini fokus yang dilakukan adalah menyediakan tempat belajar mengajar darurat yang lebih aman bagi para siswa. Ini akan dilakukan berhubung kini masih memasuki libur semester. “Jadi, tempat belajar darurat nanti kami akan menambah sekat-sekat yang ada, sedangkan untuk proses pembangunan gedung akan dilaporkan ke atasan dan merapatkan bersama OPD terkait,” pungkasnya. (jaz/c1/din)