TULUNGAGUNG – Hujan deras yang melanda Tulungagung menyebabkan longsor di Desa Picisan dan Desa Kedoyo, Kecamatan Sendang, Selasa (14/3). Pasalnya, intensitas hujan yang tinggi itu terjadi selama enam jam. Bencana itu datang tidak terduga, setelah hujan deras tiba-tiba dinding rumah korban runtuh.
Agus Susanto dan beberapa saudaranya masih terlihat membersihkan material tanah yang menimpa bagian belakang rumahnya, kemarin (16/3). Namun ketika kejadian, Agus yang beralamat Dusun Genuk, Desa Picisan, ini mengaku tidak berada di rumah. Dari kabar saudaranya, kejadian berlangsung ketika hujan telah reda, lalu tiba-tiba terdengar suara gemertak.
“Saya saat itu tidak di rumah, mengamankan pengajian. Namun, keluarga saya berada di teras rumah dan mendengar suara asing di belakang rumah yang ternyata longsor. Saya pulang dan melaporkan ke perangkat desa,” ujarnya.
Beruntung rumah milik Agus tidak semua ruangan ditempati, karena masih tergolong baru dibangun. Namun memang lokasi rumahnya di bawah dinding tanah yang tingginya 8 meter. Apalagi, tanahnya gembur dan mudah runtuh saat diterpa air deras.
Menurut dia, peristiwa longsor sudah dua kali ini dialami di Desa Picisan, namun kejadian ini yang paling parah. Setelah dia melaporkan ke pihak Pemerintah Desa (Pemdes) Picisan, pada pukul 21.00 WIB pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tulungagung tiba di rumahnya. Mereka melakukan asesmen dan membantu untuk mengevakuasi material tanah.
“Pihak Pemdes Picisan memberikan bantuan material dan sembako. Lalu akan dilakukan perbaikan dengan diberikannya penahan tanah atau struktur tanahnya ditata kembali agar tidak terjadi longsor lagi,” terangnya.
Sementara itu, Kapolsek Sendang AKP Agus Riyanto menjelaskan bila peristiwa yang dialami Agus tersebut tidak ada korban jiwa, lantaran keluarga tidak di dalam rumah saat kejadian. Namun, kerusakan dinding kamar sepanjang 3 meter dan tinggi 3 meter membuat laki-laki 35 tahun itu merugi hingga Rp 3 juta.
Tidak hanya di Picisan, longsor juga dialami rumah milik Tawiyah, 59, yang rusak pada dinding dapurnya. Diungkapkan bila peristiwa tersebut bermula sekitar pukul 11.00 WIB saat hujan deras dan membuat khawatir Tawiyah. Kondisi hujan yang tidak kunjung reda, membuat keadaan diperparaah ketika sekitar pukul 15.30 WIB, perempuan paro baya dan tetangganya itu mendengar adanya suara gemuruh dari atas.
Warga yang penasaran lantas keluar rumah untuk mengecek apa yang terjadi, ternyata suara itu merupakan suara tanah longsor. Beruntung, Tawiyah dan keluarganya masih sempat menyelamatkan diri dan terhindar dari longsor. “Di Kedoyo kerusakan ada pada dapur dengan panjang 10 meter dan tinggi 2,5 meter. Rumah milik Tawiyah mengalami kerugian hingga Rp 10 juta,” ungkapnya.
“Hujan terjadi sejak pukul 11.00 WIB hingga pukul 19.00 WIB, sempat reda namun hujan deras lagi. Akibatnya, tanah menjadi labil dan membuat longsor. Kami sejak Selasa sore telah berkoordinasi dengan BPBD dan koramil untuk melakukan pembersihan material secara gotong royong,” pungkasnya.(jar/c1/din)