KABUPATEN BLITAR – Polisi belum mendapat titik terang terkait siapa pelaku pembuang jasad bayi di Sungai Kalilegi, Dusun Kalilegi, Desa Banjarsari, Kecamatan Selorejo, pekan lalu. Namun, perlahan terdapat indikasi penyebab luka ruam di beberapa bagian tubuh bayi malang itu. Salah satunya, diduga akibat kekerasan benda tumpul.
Kasat Reskrim Polres Blitar AKP Tika Pusvitasari mengatakan, dugaan pemicu luka tersebut bermula dari pengamatannya bersama pihak forensik. Menurut Tika, luka di kaki dan tangan bayi diduga kuat berasal dari kekerasan benda tumpul. Sebab, jika benda tajam, kulit bayi akan mudah terkelupas. Itu lantaran tekstur kulit yang masih sensitif.
“Dari hasil pengamatan awal, ada beberapa luka akibat kekerasan benda tumpul, diduga di kaki dan di tangan. Tapi kan belum tahu pasti,” ujar Tika Pusvitasari, Selasa (2/8).
Menurut Tika, hasil otopsi yang belum komplit membuat proses penyelidikan membutuhkan waktu lama. Meski begitu, dia memahami bahwa belum lengkapnya hasil otopsi itu lantaran proses identifikasi yang urung tuntas. Hingga kemarin (3/8), hasil visum pun masih berada di pihak rumah sakit. Ini untuk membantu proses otopsi.
Tim kepolisian, lanjut Tika, kini juga masih berkutat dengan pendalaman kasus dugaan pembuangan jasad bayi berjenis kelamin laki-laki itu. Sulitnya mencari saksi dan tak ada CCTV juga menjadi tantangan tersendiri. Karena itu, butuh ekstra keras menelusuri kasus ini.
“Kami turut koordinasi dengan pihak desa di sekitar lokasi kejadian. Mungkin bisa dilakukan pemantauan terhadap warganya yang sedang hamil,” sambungnya.
Informasi berhasil dihimpun, ada salah seorang pekerja gilingan batu yang enggan namanya dikorankan menyebut, kejadian pembuangan bayi itu kali pertama ini terjadi. Tak ayal, dia dibuat kaget. Terlebih yang menemukan adalah rekannya sendiri.
“Waktu itu, naik dari sungai panik. Napasnya tersengal-sengal. Lalu saya tanya, kenapa? Dia (rekan, Red) menemukan bayi. Langsung lapor ke desa saja,” tandasnya.
Sebelumnya, jasad bayi ditemukan lengkap dengan tali pusar yang masih menempel, Selasa (26/7) lalu di Jembatan Kalilegi, Kecamatan Selorejo. Hingga lebih dari sepekan, polisi belum bisa mengungkap pelaku pembuangan bayi itu. Sebab, nyaris tak ada saksi di sekitar tempat kejadian perkara (TKP) saat bayi tersebut dibuang. Polisi pun masih berupaya menyelidiki kasus ini. (luk/c1/wen)