TULUNGAGUNG – Anggapan membuat karya film atau karya sinematografi lainnya memerlukan biaya besar, berusaha ditepis Muhammah Wulida Fidhduha. Pria kelahiran 25 November 1990 yang akrab disapa David Dhuha, ini memilih cara berkolaborasi untuk mewujudkan karya-karyanya. “Biasanya ada ketakutan karena produksi film memerlukan modal besar, harus punya alat-alatnya. Padahal tidak harus seperti itu,” ucap pemilik usaha LOOPZ Production yang bergerak di bidang production house ini.
Menurut dia, semua bisa dikondisikan, karena untuk mewujudkannya bisa berkolaborasi bersama teman-teman yang memiliki alat-alat tadi. Atau jika tidak, bisa kita menyewa alat yang dibiayakan. “Dengan kolaborasi itu maka hasil yang didapat akan menjadi keuntungan yang bisa dibagi bersama,” katanya.
Apalagi kini peluang untuk menjual karya film atau TV Series terbuka lebar. Ditandai dengan banyak bermunculan TV android yang membantu memasarkan hasil produksi para sineas. Peluang itu mubazir jika dilewatkan begitu saja, dan justru harus menjadi pemacu semangat untuk terus berproduksi.
Dia pun turut membina SINEMAPIC Entertainment sebagai wadah berkarya dalam pengembangan bisnis perfilmannya. Kesempatan ini yang menjadi semangat baginya untuk terus menularkan minat sinematografinya di Tulungagung, agar menjadi salah satu industri kreatif yang lumayan menjanjikan. Karena dalam produksi film merupakan kolaborasi dari banyak bidang, mulai tim artistic, editor, writer, dan sebagainya. Tentu saja upaya ini tidak mudah karena keterbatasan SDM yang belum merata.
“Tantangan yang saya alami di Tulungagung ini bagaimana merekrut teman-teman yang menyukai dunia perfilman, komunitas di kampus-kampus, untuk bisa dibimbing, dibina, dan dirangkul bareng-bareng untuk terus semangat berkarya,” ucapnya. (tin/c1/din/dfs)