KOTA, Radar Tulungagung – Setelah diketahui makam Willem Mauritius (WM) Van Eldik atau dikenal guru musik dari Wage Rudolf Soepratman di TPU Ngujang. Ternyata berita yang beredar itu terdengar oleh keluarga dari WM Van Eldik yang berada di Kelurahan Tertek, Kecamatan/Kota Tulungagung. Mereka membenarkan makam itu milik orang tuanya.
“Ayah saya bernama Heni Purwanto merupakan anak kedua WM Van Eldik dari istri keduanya, bernama Tukijah. Dari cerita ayah saya, bila pernikahan Van Eldik dengan kakak kandung WR Soepratman yaitu Rukiyem tidak dikaruniai anak,” ujar cucu dari Van Eldik, Agus Harianto.
Dia menuturkan dari cerita ayahnya bila WM Van Eldik ini merupakan orang asli Tulungagung. Bahkan masa kecilnya berada di Desa Bendosari, Kecamatan Ngantru, yang dulunya banyak diketahui adanya rumah-rumah belanda atau yang dikenal loji. Salah satu keluarga warga Belanda tertarik dengan kepribadian pribumi, khususnya warga Ngantru hingga menikah dan lahir Van Eldik. Sehingga Van Eldik ini memiliki darah orang Belanda dari sang ayah yang memang asli masyarakat negeri van oranje.
Agus menceritakan, Van Eldik tidak terlalu mengetahui saudaranya ada berapa, namun makam yang berada disebelahnya itu dipastikan adiknya, yaitu Sastridiharjo. Bahkan ada keluarga orang Belanda yang mengunjungi makam di TPU Ngujang yang diduga keluarga dari adik Van Eldik.
“Van Eldik memiliki empat anak dari pernikahan bersama Tumijah, warga Desa Simo, Kecamatan Kedungwaru. Pertama Nanik Yatrini tinggal di Kediri, Heni Purwanto tinggal di Tulungagung, Yunarso tinggal di Pare, Kabupaten Kediri dan Subartono tinggal di Bogor,” terangnya.
Keempat anak dari Van Eldik itu lebih lama diasuh oleh Rukiyem di Jakarta, karena istri keduanya lebih dulu meninggal dunia. Kenapa Van Eldik dimakamkan di TPU Ngujang? Agus menjawab, dimungkinkan bila kakeknya itu meninggal di Tulungagung. Lalu dimakamkan di makam orang Belanda yang kini lokasinya menjadi Kantor Satlantas Polres Tulungagung dan TPU Ngujang.
Adanya kantor polisi itu membuat makam orang Belanda dipindahkan di tempat yang sekarang, termasuk makam dari Van Eldik dan adiknya. Pemindahan dilakukan sebelum Heni Purwanto atau orang tua Agus menikah. Sehingga Agus sendiri tidak tahu proses pemindahan makam tersebut. Pihaknya berharap, keluarga lain ada perhatian ke makam Van Eldik dan bersyukur bila mendapatkan perhatian dari pemerintah Kabupaten Tulungagung. (jar/c1/din/dfs)